Hukum Tajwid Huruf Lam, Ra Tafkhim dan Tarqiq beserta contohnya
Hukum Tajwid Huruf Ra , Lam Jalalah lafadz Allah Tafkhim dan Tarqiq Tafkhim adalah salah satu tajwid yang terdapat dalam Al-Qur'an. Hukum ini berlaku jika Huruf Ra bertemu huruf-huruf tertentu.
Tafkhim ( تَفْخِيْمُ ) merupakan masdar dari Fakhama ( فَخَّمَ) yang berarti menebalkan. Sedang yang disebut dengan bacaan Tafkhim adalah menyembunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tebal.
Pada pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bacaan tafkhim itu menebalkan huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf di bibir (mulut) dengan menjorokkan ke depan (bahasa jawa: Mecucu), bacaan tafkhim kadang-kadang disebut isim Maful Mufakhamah ( مُفَخَّمَةٌ )
Tarqiq ( تَرْقِيْقٌ )merupakan bentuk masdar dari raqqaqa ( رَقَّقَ ) yang berarti Menipiskan. Sedang yang dimaksud bacaan Tarqiq adalah menyembunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tipis.
Pada pengertian itu tampak, bahwa tarqiq menghendaki adanya bacaan yang tipis,dengan cara mengucapkan huruf dibibir (mulut) agar mundur sedikit dan tampak agak meringis. Bacaan Tarqiq kadang-kadang disebut sebagai isim mafulnya yakni muraqqaqah ( مُرَقَّقَةٌ)
Bacaan Tafkhim
Huruf hijaiyah yang wajib dibaca tafkhim terdapat 7 huruf yaitu huruf istila’ yang berkumpul pada kalimat خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ kesemuanya harus dibaca tebal.
Contoh:
اُدْخُلُوْهَا , وَالصَّافَّاتِ , فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ , وَالَّطيِّبُوْنَ , فَالحَقُّ اَقُوْلُ , اِنَّامُنْتَظِرُوْنَ
Selain ke tujuh huruf tersebut, harus dibaca tarqiq kecuali huruf lam dan ra yang mempunyai ketentuan sendiri.
1.Huruf lam tetap dibaca tafkhim jika berada pada lafadz jalalah (لَفْظُ اْلجَلَالَة) , yakni lam yang terdapat pada lafad الله dengan syarat lam tersebut didahului tanda baca fathah atau dhammah.
Contoh:
صَلَاةُ اللهِ Dibaca Shalatullah
سَلَامُ اللهِ Dibaca Salamullah
سُبْحَانَ اللهِ Dibaca Subhanallah
شَهِدَاللهِ Dibaca Syahidallah
اَعَدَّ اللهُ - نَصْرُ اللهِ - وَعَدَ اللهُ - يُرِيْدُ اللهُ - خَلَقَ اللهُ
2. Huruf ra’ wajib dibaca tafkhim (tebal) apabila:
1. Ra’ bertanda baca fathah. Contoh :
رَحْمَةَ اللهِ , حَشَرَةٌ , الرَّحْمنِ الَّرحِيْمِ , الفُقَرَآءَ
2. Ra’ bertanda baca dhammah. Contoh :
الأَخْيَارُ , كَفَرُوْا , أُذْكُرُوااللهَ , رُفِعَتْ
3. Ra’ bertanda sukun (mati), sedangkan huruf dibelakangnya berupa huruf yang fathah. Contoh:
مَرْحَبًا , تَرْزُقُكُمْ , مَرْيَمُ , قَرْيَةٍ
4. Ra’ bertanda sukun, sedangkan huruf dibelakangnya berupa huruf yang didhammah. Contoh :
ذُرِّيَّةً , قُرْبَةً , عُرْيَانًا , حُرْمَةً
5. Ra’ yang bertanda baca sukun, sedangkan huruf dibelakangnya berupa huruf yang dikasrah, namun kasrah ini bukan asli namun yang baru datang. Contoh:
إِرْجِعِى , إِرْحَمْ , إِرْجِعُوْا ,اَمِ ارْتَابُوْا
6. Ra’ bertanda baca sukun, sedangkan huruf yang dibelakangnya berupa huruf berharakat kasrah asli dan sesudah ra’ bertemu huruf istila’ (حرف استلاء) yang terdapat tujuh huruf yang terkumpul dalam kalimat خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ
contoh :
يَرْضَاهُ , فُرْقَةٌ , لَبِالْمِرْصَادِ , قِرْطَاسٌ
Bacaan Tarqiq
Huruf lam dibaca tarqiq (tipis), jika huruf lam itu berada dalam lam jalalah yang didahului huruf yang bertanda baca kasrah.
Contoh:
الحَمْدُلِلّٰهِ , بِاللهِ , مِنْ عِنْدِ اللهِ , بِسْمِ اللهِ
Semua lam yang tidak berada lafad jalalah sebagaimana diatas maka harus dibaca tarqiq (tipis) contoh:
لَيَعْلَمُوْنَ , اِلَى اْلِابِل , مِنَ اْلعِلْمِ , كَلَّا لَوْتَعْلَمُوْنَ عِلْمَ اْليَقِيْنِ , بِكُلِّ اٰيَةٍ
Huruf ra’ wajib dibaca tarqiq (tipis) jika :
1. Huruf ra’ bertanda baca kasrah,
contoh :
رِضْوَانٌ , مَعْرِفَةٌ , رِجْسٌ , سَنُقْرِئُكَ
2. Huruf ra’ bertanda baca hidup yang jatuh setelah ya’ mati atau huruf lien,
contoh :
الكَبِيْرُ , البَصِيْرُ , مِنْ خَيْرٍ , لَخَبِيْرٌ
3. Huruf ra’ mati dan sebelumnya ada huruf yang berharokat kasrah asli, sedangkan sesudah ra’ bukan huruf istila’.
Contoh :
شِرْكٌ , اَاَنْذَرْهُمْ , فِرْعَوْنُ , لَشِرْذِمَةٌ
Cukup sampai disini pembahasan tentang Hukum Bacaan Tafkhim Dan Tarqiq. Semoga mudah dipahami dan menambah ilmu tajwid kita guna membaca Al Qur’an dengan benar sesuai standar.
Untuk bahan latihan, mari perhatikan kalimat berikut ini dan bedakan bacaannya Tafkhim dan Tarqiq:
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, إِذَاجَاءَ نَصْرُاللهِ وَاْلفَتْحُ وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِى دِيْنِ اللهِ اَفْوَاجًا. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (الفتح)
Jawazul Wajhain
Jawazul Wajhain (boleh dua jalan), yaitu memilih antara bacaan tafkhim dan tarqiq.
1. Apabila huruf Ra’ mati sebelumnya ada harakat kasrah, sedang sesudahnya ada huruf Isti’la’
[خَصَّ ضَغْطٍ قِظْ]
contoh :
مِرْصَادٌ - فِرْقَةٌ - قِرْطَاسٌ - فِرْقٍ
2. Apabila sebelum huruf Ra’ terdapat huruf Isti’la’ mati (sukun), sedang sebelum huruf isti’la’ terdapat harakat kasrah, maka ketika waqaf (menghentikan bacaan ) boleh dibaca tafkhim dan tarqiq. Contoh :
مِنْ مِصْرعَيْنَ الْقِطْ
Demikian Hukum Tajwid Huruf Lam, Ra Tafkhim dan Tarqiq beserta contohnya
Tafkhim ( تَفْخِيْمُ ) merupakan masdar dari Fakhama ( فَخَّمَ) yang berarti menebalkan. Sedang yang disebut dengan bacaan Tafkhim adalah menyembunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tebal.
Pada pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bacaan tafkhim itu menebalkan huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf di bibir (mulut) dengan menjorokkan ke depan (bahasa jawa: Mecucu), bacaan tafkhim kadang-kadang disebut isim Maful Mufakhamah ( مُفَخَّمَةٌ )
Tarqiq ( تَرْقِيْقٌ )merupakan bentuk masdar dari raqqaqa ( رَقَّقَ ) yang berarti Menipiskan. Sedang yang dimaksud bacaan Tarqiq adalah menyembunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tipis.
Pada pengertian itu tampak, bahwa tarqiq menghendaki adanya bacaan yang tipis,dengan cara mengucapkan huruf dibibir (mulut) agar mundur sedikit dan tampak agak meringis. Bacaan Tarqiq kadang-kadang disebut sebagai isim mafulnya yakni muraqqaqah ( مُرَقَّقَةٌ)
Bacaan Tafkhim
Huruf hijaiyah yang wajib dibaca tafkhim terdapat 7 huruf yaitu huruf istila’ yang berkumpul pada kalimat خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ kesemuanya harus dibaca tebal.
Contoh:
اُدْخُلُوْهَا , وَالصَّافَّاتِ , فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ , وَالَّطيِّبُوْنَ , فَالحَقُّ اَقُوْلُ , اِنَّامُنْتَظِرُوْنَ
Selain ke tujuh huruf tersebut, harus dibaca tarqiq kecuali huruf lam dan ra yang mempunyai ketentuan sendiri.
1.Huruf lam tetap dibaca tafkhim jika berada pada lafadz jalalah (لَفْظُ اْلجَلَالَة) , yakni lam yang terdapat pada lafad الله dengan syarat lam tersebut didahului tanda baca fathah atau dhammah.
Contoh:
صَلَاةُ اللهِ Dibaca Shalatullah
سَلَامُ اللهِ Dibaca Salamullah
سُبْحَانَ اللهِ Dibaca Subhanallah
شَهِدَاللهِ Dibaca Syahidallah
اَعَدَّ اللهُ - نَصْرُ اللهِ - وَعَدَ اللهُ - يُرِيْدُ اللهُ - خَلَقَ اللهُ
2. Huruf ra’ wajib dibaca tafkhim (tebal) apabila:
1. Ra’ bertanda baca fathah. Contoh :
رَحْمَةَ اللهِ , حَشَرَةٌ , الرَّحْمنِ الَّرحِيْمِ , الفُقَرَآءَ
2. Ra’ bertanda baca dhammah. Contoh :
الأَخْيَارُ , كَفَرُوْا , أُذْكُرُوااللهَ , رُفِعَتْ
3. Ra’ bertanda sukun (mati), sedangkan huruf dibelakangnya berupa huruf yang fathah. Contoh:
مَرْحَبًا , تَرْزُقُكُمْ , مَرْيَمُ , قَرْيَةٍ
4. Ra’ bertanda sukun, sedangkan huruf dibelakangnya berupa huruf yang didhammah. Contoh :
ذُرِّيَّةً , قُرْبَةً , عُرْيَانًا , حُرْمَةً
5. Ra’ yang bertanda baca sukun, sedangkan huruf dibelakangnya berupa huruf yang dikasrah, namun kasrah ini bukan asli namun yang baru datang. Contoh:
إِرْجِعِى , إِرْحَمْ , إِرْجِعُوْا ,اَمِ ارْتَابُوْا
6. Ra’ bertanda baca sukun, sedangkan huruf yang dibelakangnya berupa huruf berharakat kasrah asli dan sesudah ra’ bertemu huruf istila’ (حرف استلاء) yang terdapat tujuh huruf yang terkumpul dalam kalimat خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ
contoh :
يَرْضَاهُ , فُرْقَةٌ , لَبِالْمِرْصَادِ , قِرْطَاسٌ
Bacaan Tarqiq
Huruf lam dibaca tarqiq (tipis), jika huruf lam itu berada dalam lam jalalah yang didahului huruf yang bertanda baca kasrah.
Contoh:
الحَمْدُلِلّٰهِ , بِاللهِ , مِنْ عِنْدِ اللهِ , بِسْمِ اللهِ
Semua lam yang tidak berada lafad jalalah sebagaimana diatas maka harus dibaca tarqiq (tipis) contoh:
لَيَعْلَمُوْنَ , اِلَى اْلِابِل , مِنَ اْلعِلْمِ , كَلَّا لَوْتَعْلَمُوْنَ عِلْمَ اْليَقِيْنِ , بِكُلِّ اٰيَةٍ
Huruf ra’ wajib dibaca tarqiq (tipis) jika :
1. Huruf ra’ bertanda baca kasrah,
contoh :
رِضْوَانٌ , مَعْرِفَةٌ , رِجْسٌ , سَنُقْرِئُكَ
2. Huruf ra’ bertanda baca hidup yang jatuh setelah ya’ mati atau huruf lien,
contoh :
الكَبِيْرُ , البَصِيْرُ , مِنْ خَيْرٍ , لَخَبِيْرٌ
3. Huruf ra’ mati dan sebelumnya ada huruf yang berharokat kasrah asli, sedangkan sesudah ra’ bukan huruf istila’.
Contoh :
شِرْكٌ , اَاَنْذَرْهُمْ , فِرْعَوْنُ , لَشِرْذِمَةٌ
Cukup sampai disini pembahasan tentang Hukum Bacaan Tafkhim Dan Tarqiq. Semoga mudah dipahami dan menambah ilmu tajwid kita guna membaca Al Qur’an dengan benar sesuai standar.
Untuk bahan latihan, mari perhatikan kalimat berikut ini dan bedakan bacaannya Tafkhim dan Tarqiq:
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, إِذَاجَاءَ نَصْرُاللهِ وَاْلفَتْحُ وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِى دِيْنِ اللهِ اَفْوَاجًا. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (الفتح)
Jawazul Wajhain
Jawazul Wajhain (boleh dua jalan), yaitu memilih antara bacaan tafkhim dan tarqiq.
1. Apabila huruf Ra’ mati sebelumnya ada harakat kasrah, sedang sesudahnya ada huruf Isti’la’
[خَصَّ ضَغْطٍ قِظْ]
contoh :
مِرْصَادٌ - فِرْقَةٌ - قِرْطَاسٌ - فِرْقٍ
2. Apabila sebelum huruf Ra’ terdapat huruf Isti’la’ mati (sukun), sedang sebelum huruf isti’la’ terdapat harakat kasrah, maka ketika waqaf (menghentikan bacaan ) boleh dibaca tafkhim dan tarqiq. Contoh :
مِنْ مِصْرعَيْنَ الْقِطْ
Demikian Hukum Tajwid Huruf Lam, Ra Tafkhim dan Tarqiq beserta contohnya