Kisah Sufi Nasehat Bijak Kakek kepada Ustadz Muda Cara Belajar Tasawuf
Banyak hikmah dan ilmu pelajaran yang bisa kita ambil petik dari kisah para pendahulu ulama Salafus Shalih yang tidak bisa didapatkan di mata kuliah sekolah.
Adalah sepenggal Kisah teladan sufi tentang nasehat bijak seorang sufi sholeh ahli tasawuf yang memberikan ilmu tauhid yang disampaikan dengan kalimat bijaksana dalam memahami siapa Allah SWT dan Siapa Manusia ?
Berikut adalah Kisah Sufi Tasawuf Nasehat Bijak Kakek dan Ustadz Muda ;
Alkisah suatu saat Seorang Kakek yang hadir dalam sebuah pengajian yang dipimpin oleh seorang Ustad muda,
bertanya: “Anakku, Tadi Anakku menyampaikan ceramah tentang Aqidah, tentang ALLAH, boleh kakek bertanya? Dimanakah ALLAH itu?”.
Sebuah pertanyaan yang membuat sang Ustad muda bingung.., sangat dalam sekali.
Saat itu pula ia teringat pesan Guru-nya, jika ada yang bertanya dimana pertanyaan itu bukan sifatnya ingin tahu atau ingin sekedar menguji dan kita tidak tahu jawabannya maka berikanlah jawaban seperti ini
“Sesungguhnya orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya..”.
Kakek itupun manggut2, sambil tertunduk beliau bertanya lagi.
“Anakku, Coba Ambilkan Pelita itu (sebuah kaleng cat minyak yang berisi minyak tanah dan diberi api disumbunya), boleh kakek bertanya? Kapan Pelita ini disebut Pelita? “.
Kembali sang Ustad memberikan jawaban
“Kakek, Saya tidak bisa menjawabnya, Terangkanlah pada Saya…”.
Sang Kakek bukan malah menjawabnya tetapi memberikan pertanyaan baru lagi:
“Jika Kakek Tiup Api diatas Pelita ini, Kakek bertanya, Tahukan Engkau Anakku, Kemana Perginya Api Itu..?”.
Allahu Akbar! Teriak batin sang Ustadz, selama ini ia tidak pernah berfikir tentang kemana perginya api ketika ditiup dari pelita yang hidup. Oh iya ya, kemana perginya api itu, bahkan tidak berbekas sama sekali.
Kembali ia menjawab “Saya Tidak Tahu Kek, Berikan ilmu Pada Saya…”.
Kembali Kakek itu tidak menjawab, Beliau justru menanyakan nama si Ustadz
“Nak, Namamu siapa?”, ia jawab “Abdullah…”,
beliau manggut-manggut lagi , ia bertambah heran saja dengan kakek ini yang entah dari mana datangnya.
“Boleh Kakek bertanya lagi, Dimana Abdullah Itu..?”
Wah pertanyaan apa lagi ini pikirnya, untuk yang satu ini ia menjawab
“Di Depan Kakek, Inilah Abdullah… “.
Si Kakek Tua hanya geleng2 kepala dan merenung sejenak, si Ustadz terbawa suasana merenung seperti kakek ini dan tiba-tiba beliau menepuk bahu sang Ustadz dan memanggil nama nya “Abdullah…….!”.
Ia jawab dengan Spontan “Ya Kek!”.
Kakek itu tersenyum lebar dan kemudian mengatakan :
“Anakku, Barusan kakek merasakan adanya Abdullah, karena bagimu Abdullah itu tidak ada, jika Kau pegang tanganmu, itu Tangan Abdullah..!,
jika kau pegang Keningmu, Itu Kening Andullah..!, jika kau pegang kepalamu, itu Kepala Abdullah..!,
Jika kau pegang tangan dan kakimu, itu adalah tangan dan kaki Abdullah.!, lalu…..DIMANAKAH ABDULLAH ITU?!
Abdullah Itu ada saat begitu banyak orang merasakan banyaknya manfaat kehadiran dirimu, sehingga banyak orang menyebut namamu Anakku…”.
“Demikianlah perumpamaan ALLAH SWT, Sesungguhnya ALLAH itu sudah Ada sebelum apapun ada dimuka bumi ini, ALLAH itu sudah ada bahkan jikapun Bumi tidak diciptakan olehnya.
Tapi ALLAH itu Tidak Ada Bagimu, Jika kamu tidak pernah mengerti tentang-NYA, Kau sebut langit itu adalah langit ciptaan ALLAH, kau sebut Api itu Api ciptaan ALLAH, Kau Sebut Air, itu adalah Air Ciptaan ALLAH, lalu dimanakah ALLAH..?
Dimanakah ALLAH? ALLAH itu ada bagimu, Bila kau selalu menyebut nama-NYA, kau dzikirkan setiap hembusan nafasmu, Maka Dia selalu ada bersamamu, Maka ALLAH itu Ada Bagimu, karena ada dan tidak adanya dirimu, ALLAH Itu Tetap Ada..!!”, demikian si Kakek menjawab panjang.
Sebelum perpisahan dengan kakek itu , ia masih penasaran dengan Perumpamaan Pelita yang ditanyakan tadi, sang Kakek lanjut menjelaskan,
“Pelita itu tidak bisa kamu sebut Pelita tanpa ada Apinya… ketika Pelita itu tidak Apinya dia hanya bisa disebut Kaleng Cat Minyak yang berisi minyak tanah dan bersumbu, itu saja…
Baru Bisa Kau sebut Pelita apabila kau berikan Api disumbunya…,
ini bermakna demikianlah manusia, ketika Ruhnya tidak ada, itu hanya bangkai yang berjalan, yang perlu kau hidupkan setiap hari adalah ruhnya, sehingga dia bisa menerangi dan memberikan manfaat bagi sekitarnya…”.
Allahu Akbar! Teriak bathin si Ustad muda.
Kembali sebuah nasehat yang luar biasa di Ramadhan ini bagi nya, dan ketika sebelum ia cium tangannya, Sang Kakek ini membisikan ke telinga,
“Anakku.., Ingat saat Api diatas pelita itu ditiup, Api menghilang, tak berbekas dan kau tidak bisa melihatnya lagi, bahkan bentuk , rasa sudah tidak bisa kau lihat, bahkan kau tanyakan seribu kali kemana perginya Api kau tidak akan bisa menjawabnya…,
Demikianlah dengan RUH anakku, saat dia pergi dari jasadmu dia tidak akan membentuk apapun , dia raib sebagaimana Zat yang menciptakannya, DIA-lah ALLAH SWT…. Maka rawat dengan benar ruh yang ada dalam jasadmu….. Assalamualaikum”.
“Wa’alaikumsalam” jawab si Ustad sembari menitikaan Air Mata,
Hingga hari ini, ia tidak menemukan bahkan tidak pernah mengenal nama kakek itu & tidak pernah ia lihat lagi seumur hidupnya….
Demikian Kisah Sufi Tasawuf Nasehat Bijak Kakek dan Ustadz Muda
Adalah sepenggal Kisah teladan sufi tentang nasehat bijak seorang sufi sholeh ahli tasawuf yang memberikan ilmu tauhid yang disampaikan dengan kalimat bijaksana dalam memahami siapa Allah SWT dan Siapa Manusia ?
Berikut adalah Kisah Sufi Tasawuf Nasehat Bijak Kakek dan Ustadz Muda ;
Alkisah suatu saat Seorang Kakek yang hadir dalam sebuah pengajian yang dipimpin oleh seorang Ustad muda,
bertanya: “Anakku, Tadi Anakku menyampaikan ceramah tentang Aqidah, tentang ALLAH, boleh kakek bertanya? Dimanakah ALLAH itu?”.
Sebuah pertanyaan yang membuat sang Ustad muda bingung.., sangat dalam sekali.
Saat itu pula ia teringat pesan Guru-nya, jika ada yang bertanya dimana pertanyaan itu bukan sifatnya ingin tahu atau ingin sekedar menguji dan kita tidak tahu jawabannya maka berikanlah jawaban seperti ini
“Sesungguhnya orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya..”.
Kakek itupun manggut2, sambil tertunduk beliau bertanya lagi.
“Anakku, Coba Ambilkan Pelita itu (sebuah kaleng cat minyak yang berisi minyak tanah dan diberi api disumbunya), boleh kakek bertanya? Kapan Pelita ini disebut Pelita? “.
Kembali sang Ustad memberikan jawaban
“Kakek, Saya tidak bisa menjawabnya, Terangkanlah pada Saya…”.
Sang Kakek bukan malah menjawabnya tetapi memberikan pertanyaan baru lagi:
“Jika Kakek Tiup Api diatas Pelita ini, Kakek bertanya, Tahukan Engkau Anakku, Kemana Perginya Api Itu..?”.
Allahu Akbar! Teriak batin sang Ustadz, selama ini ia tidak pernah berfikir tentang kemana perginya api ketika ditiup dari pelita yang hidup. Oh iya ya, kemana perginya api itu, bahkan tidak berbekas sama sekali.
Kembali ia menjawab “Saya Tidak Tahu Kek, Berikan ilmu Pada Saya…”.
Kembali Kakek itu tidak menjawab, Beliau justru menanyakan nama si Ustadz
“Nak, Namamu siapa?”, ia jawab “Abdullah…”,
beliau manggut-manggut lagi , ia bertambah heran saja dengan kakek ini yang entah dari mana datangnya.
“Boleh Kakek bertanya lagi, Dimana Abdullah Itu..?”
Wah pertanyaan apa lagi ini pikirnya, untuk yang satu ini ia menjawab
“Di Depan Kakek, Inilah Abdullah… “.
Si Kakek Tua hanya geleng2 kepala dan merenung sejenak, si Ustadz terbawa suasana merenung seperti kakek ini dan tiba-tiba beliau menepuk bahu sang Ustadz dan memanggil nama nya “Abdullah…….!”.
Ia jawab dengan Spontan “Ya Kek!”.
Kakek itu tersenyum lebar dan kemudian mengatakan :
“Anakku, Barusan kakek merasakan adanya Abdullah, karena bagimu Abdullah itu tidak ada, jika Kau pegang tanganmu, itu Tangan Abdullah..!,
jika kau pegang Keningmu, Itu Kening Andullah..!, jika kau pegang kepalamu, itu Kepala Abdullah..!,
Jika kau pegang tangan dan kakimu, itu adalah tangan dan kaki Abdullah.!, lalu…..DIMANAKAH ABDULLAH ITU?!
Abdullah Itu ada saat begitu banyak orang merasakan banyaknya manfaat kehadiran dirimu, sehingga banyak orang menyebut namamu Anakku…”.
“Demikianlah perumpamaan ALLAH SWT, Sesungguhnya ALLAH itu sudah Ada sebelum apapun ada dimuka bumi ini, ALLAH itu sudah ada bahkan jikapun Bumi tidak diciptakan olehnya.
Tapi ALLAH itu Tidak Ada Bagimu, Jika kamu tidak pernah mengerti tentang-NYA, Kau sebut langit itu adalah langit ciptaan ALLAH, kau sebut Api itu Api ciptaan ALLAH, Kau Sebut Air, itu adalah Air Ciptaan ALLAH, lalu dimanakah ALLAH..?
Dimanakah ALLAH? ALLAH itu ada bagimu, Bila kau selalu menyebut nama-NYA, kau dzikirkan setiap hembusan nafasmu, Maka Dia selalu ada bersamamu, Maka ALLAH itu Ada Bagimu, karena ada dan tidak adanya dirimu, ALLAH Itu Tetap Ada..!!”, demikian si Kakek menjawab panjang.
Sebelum perpisahan dengan kakek itu , ia masih penasaran dengan Perumpamaan Pelita yang ditanyakan tadi, sang Kakek lanjut menjelaskan,
“Pelita itu tidak bisa kamu sebut Pelita tanpa ada Apinya… ketika Pelita itu tidak Apinya dia hanya bisa disebut Kaleng Cat Minyak yang berisi minyak tanah dan bersumbu, itu saja…
Baru Bisa Kau sebut Pelita apabila kau berikan Api disumbunya…,
ini bermakna demikianlah manusia, ketika Ruhnya tidak ada, itu hanya bangkai yang berjalan, yang perlu kau hidupkan setiap hari adalah ruhnya, sehingga dia bisa menerangi dan memberikan manfaat bagi sekitarnya…”.
Allahu Akbar! Teriak bathin si Ustad muda.
Kembali sebuah nasehat yang luar biasa di Ramadhan ini bagi nya, dan ketika sebelum ia cium tangannya, Sang Kakek ini membisikan ke telinga,
“Anakku.., Ingat saat Api diatas pelita itu ditiup, Api menghilang, tak berbekas dan kau tidak bisa melihatnya lagi, bahkan bentuk , rasa sudah tidak bisa kau lihat, bahkan kau tanyakan seribu kali kemana perginya Api kau tidak akan bisa menjawabnya…,
Demikianlah dengan RUH anakku, saat dia pergi dari jasadmu dia tidak akan membentuk apapun , dia raib sebagaimana Zat yang menciptakannya, DIA-lah ALLAH SWT…. Maka rawat dengan benar ruh yang ada dalam jasadmu….. Assalamualaikum”.
“Wa’alaikumsalam” jawab si Ustad sembari menitikaan Air Mata,
Hingga hari ini, ia tidak menemukan bahkan tidak pernah mengenal nama kakek itu & tidak pernah ia lihat lagi seumur hidupnya….
Demikian Kisah Sufi Tasawuf Nasehat Bijak Kakek dan Ustadz Muda