Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Riwayat Mukjizat Kisah Teladan Nabi Zakaria As Dan Nabi Yahya As

Sejarah-Riwayat-Mukjizat-Kisah-Teladan-Nabi-Zakaria-As-Dan-Nabi-Yahya-As
Sejarah Riwayat Mukjizat Kisah Teladan Nabi Zakaria As Dan Nabi Yahya As Sejarah-Riwayat-Mukjizat-Kisah-Teladan-Nabi-Zakaria-As-Dan-Nabi-Yahya-As

Kisah Teladan Nabi Zakaria As Dan Nabi Yahya As -  Para nabi dan rasul adalah pemimpin kebenaran dan tonggak ketakwaan yang telah dipilih Allah dari seluruh makhlukNya. Mereka adalah suri teladan yang sempurna, tanda keagungan Allah, serta panutan bagi orang yang teguh dan yang merenungi kebesaranNya. Jalan hidup mereka menggambarkan keimanan yang nyata dalam berbagai bentuknya, seperti kesabaran, keberanian,pengorbanan, dan penebusan. Allah SWT berfirman,

“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal.” (QS Yusuf 12 : 111)

Nama Nabi Zakaria atau Zakariyya atau Zakariy Nasab Zakaria bin Dan bin Muslim bin Shaduq bin Hasyban bin Dawud bin Sulaiman bin Muslim. Nasabnya sampai ke Rahab’am bin Sulaiman (paling mahsyur) Perkiraan Periode Sejarah 91 SM – 31M . Nabi Zakaria adalah salah seorang nabi yang disebut di dalam Al Kitab dan Qur'an. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 2 SM dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 8 kali di dalam Al-Quran. 
QS Ali Imran : 37-38; QS Al An’am : 85; QS Maryam : 2 dan 7; QS Al Anbiya : 89 Keturunannya Nabi Yahya as

Biografi Nabi Zakaria As

Nabi Zakariya adalah keturunan Nabi Sulaiman. Ia diutus pada kaum Bani Israil. Sudah sejak lama Nabi Zakariya mendambakan seorang anak. Namun keinginannya belum juga terpenuhi walau ia sudah tua. Suatu hari datanglah janda Imron menyerahkan bayi perempuannya (Maryam) pada Nabi Zakariya untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya. Nabi Zakariya dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal itu, sebab janda Imron sudah tua dan rasanya tidak mungkin memperoleh anak. Namun setelah mendapat penjelasan dari janda Imron bahwa kehamilannya ialah kehendak Allah SWT, mereka pun mengerti.

Setelah itu timbul persoalan, siapakah yang berhak mengurus Maryam. Untuk pemecahannya, mereka mengundi dengan melemparkan pena ke air. Barangsiapa yang penanya mengapung, dialah yang berhak mengurus Maryam. Ternyata pena Nabi Zakariya-lah yang mengapung sehingga dia berhak menjadi ayah asuh Maryam. Semua kebutuhan Maryam ditanggung Nabi Zakariya. Namun kemudian rasa sayang Nabi Zakariya pada Maryam berubah menjadi rasa takjub. Suatu hari saat menengok Maryam, dia melihat ada buah-buahan di dekat Maryam, Ada juga buah-buahan yang bukan musimnya. Maryam menjelaskan bahwa semua itu berasal dari Allah.

Nabi Zakariya takjub dan tergetar. Ia ingin mendapat kemuliaan dari Allah SWT. Maka ia bermunajat kepada-Nya, memohon dikaruniai anak. Allah SWT berfirman melalui malaikat Jibril bahwa Nabi Zakariya akan akan dikaruniai anak bernama Yahya, dengan tanda tak bisa bicara selama 3 hari 3 malam

Kehidupan Nabi Zakaria

Nabi Zakaria as hidup di masa Maryam binti Imran, ibunda Nabi Isa as. Dia merupakan suami dari saudari Maryam, Isyba’. Ada juga yang meriwayatkan bahwa Zakaria adalah suami dari bibi Maryam. Dikisahkan bahwa ibunda Maryam, Hannah, tidak memiliki keturunan. Lalu ia bernadzar  jika suatu hari nanti mengandung, maka ia akan menjadikan anaknya sebagai pengabdi di Baitul Maqdis. Lantas ia pun mengandung dan melahirkan Maryam. Maryam berada dalam pemeliharaan Nabi Zakaria dan ia menempatkan Maryam di kamar khusus untuk beribadah di masjid. Tidak ada yang dapat memasuki kamar itu kecuali Maryam. Nabi Zakaria as memiliki seorang keturunan yaitu Nabi Yahya as. Nabi Yahya adalah sepupu Nabi Isa as. Nabi Yahya as tumbuh dalam kehidupan yang baik, wara’, takwa, dan menjaga kehormatan diri, menjauhi kemewahan dan kenikmatan dunia. Pada usia mudanya, Nabi Yahya as sering berlindung di gurun, memakan belalang untuk menahan lapar, dan merasa cukup dengan rezeki yang diberikan oleh Allah kepadanya. Selain itu, dia juga banyak beribadah, seorang pemimpin, dan wafat dalam keadaan syahid.
Makam Nabi Zakaria dapat dijumpai di sebuah masjid jami’ di Halab (Aleppo), Syria. Ada yang berpendapat ia meninggal secara wajar dan ada juga yang berpendapat ia syahid bersama anaknya, Nabi Yahya as.

Dakwah Nabi Zakaria as

Nabi Zakaria diutus pada tahun 2M kepada Bani Israil di Palestina. Pada periode itu, sekitar tahun 37SM, penguasa Romawi mengizinkan pembangunan kota Palestina secara otonom. Herodes Al Adumi, seorang gubernur di wilayah al Khalil (Hebron) menjadi raja di negara Yahudi (kerajaan selatan); wilayah yang mengelilingi Yerusalem atau Yudea Romawi. Luas areanya sekitar 3500 mil persegi. Saat itu, Herodes telah mampu merangkul Yahudi. Pada tahun 19 SM, dia membangun Haikal. Negeri ini terlibat stabil dan tenteram selama masa pemerintahannya. Dalam pemerintahannya itu, dia menggunakan nama Romawi hingga dia wafat pada tahun 4M. Nabi Zakaria as diutus kepada bani Israil ketika kemaksiatan, kemungkaran, kezhaliman, dan kerusakan merajalela di kalangan mereka. Selain itu, raja-raja kejam serta zhalim juga berkuasa di sana dan selalu berbuat kerusakan. Herodes, penguasa Palestina adalah raja yang paling jahat dan suka melanggar. Dialah yang memerintahkan pembunuhan Nabi Zakaria dan Nabi Yahya. Nabi Zakaria memulai dakwah dengan mengajak kaumnya menyembah Allah dan memperingatkan mereka tentang akibat buruknya perbuatan mereka jika tidak segera bertaubat. Meski sudah renta dan rambutnya memutih, dia terus berdakwah menyeru kaumnya.

Nabi Zakaria diutus pada kaum Bani Israil. Sudah sejak lama Nabi Zakaria mendambakan seorang anak. Namun keinginannya belum juga terpenuhi walau ia sudah tua. Suatu hari datanglah janda Imron menyerahkan bayi perempuannya (Maryam) pada Nabi Zakaria untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya. Nabi Zakaria dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal itu, sebab janda Imron sudah tua dan rasanya tidak mungkin memperoleh anak. Namun setelah mendapat penjelasan dari janda Imron bahwa kehamilannya ialah kehendak Allah SWT, mereka pun mengerti. Setelah itu timbul persoalan, siapakah yang berhak mengurus Maryam. Untuk pemecahannya, mereka mengundi dengan melemparkan pena ke air. Barangsiapa yang penanya mengapung, dialah yang berhak mengurus Maryam. Ternyata pena Nabi Zakaria-lah yang mengapung. Sehingga beliau berhak menjadi ayah asuh Maryam. Semua kebutuhan Maryam ditanggung Nabi Zakaria. Beliau sangat menyayanginya. Nabi Zakaria, sadar banyak anggota keluarganya dari Bani Israil merupakan orang yang tidak beradab dan gemar bermaksiat karena kedangkalan iman mereka. Ia khawatir bila tiba ajal dan tidak mempunyai keturunan yang dapat memimpin kaumnya, sehingga mereka akan semakin merajalela dan sangat mungkin mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab suci Taurat dan menyalahgunakan hukum agama.

Doa Zakaria as untuk Memperoleh Anak

Kecemasan itu mengusik pikiran Zakaria, dan ia sedih karena belum juga mempunyai keturunan walau telah berusia 90 tahun. Ia agak terhibur ketika mengasuh Maryam yang dianggap sebagai anak
kandungnya sendiri. Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya untuk memperoleh keturunan timbul kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan di mihrab Maryam. Ia berpikir di dalam hatinya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri dan tidak berdaya. Allah pasti berkuasa memberinya keturunan bila dengan kehendak-Nya walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban. Pada suatu malam, Zakaria duduk di mihrabnya mengheningkan cipta kepada Allah dan bermunajat serta berdoa dengan khusyuk dan yakin. Dengan suara yang lemah lembut dia berdoa: "Ya Tuhanku, berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Israil. Aku cemas sepeninggalku nanti anggota-anggota keluargaku akan rusak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikanku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, sedang isteriku adalah seorang perempuan mandul. Namun kekuasaan-Mu tidak terbatas, dan aku berdoa Engkau berkenan mengkaruniakan seorang anak yang shaleh dan Engkau ridhoi padaku.

Kemudian Allah menjawab doa Zakaria dan berfirman : "Wahai Zakaria, kami sampaikan kabar gembira padamu, kamu akan mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Yahya yang shaleh dan membenarkan kitab-kitab Allah, menjadi pemimpin yang dianut, menahan diri dari nafsu dan godaan
syaitan, dan kelak akan menjadi seorang Nabi." Kemudian Zakaria berkata: "Ya Allah, bagaimana aku dapat memperoleh keturunan sedang istriku seorang yang mandul dan akupun sudah lanjut usia."
Allah berfirman: "Hal demikian itu adalah mudah bagi-Ku. Tidakkah telah Ku-ciptakan kamu, sedangkan waktu itu kamu tidak ada sama sekali."

Setelah itu istrinya mengandung dan melahirkan anak lelaki yang diberi nama Yahya. Seperti ayahnya, Yahya juga seorang nabi. Pada suatu ketika Nabi Yahya terbunuh karena perintah Raja Herodus. Kaum Bani Israil berharap pada Nabi Zakaria, hal itu menyebabkan Raja Herodus marah dan memerintahkan untuk membunuh Nabi Zakaria. Nabi Zakaria sendiri langsung pergi dari kejaran prajurit Herodus.

Kisah Nabi Yahya As

Nabi Yahya merupakan mukjizat terbesar Allah bagi Nabi Zukaria. Dengan doa yang begitu khusyuk dan tak henti-hentinya, akhirnya Nabi Zukaria dikaruniai seorang keturunan yang diberi nama Nabi Yahya. Ketika Nabi yahya beranjak dewasa, beliaulah yang menggantikan tugas ayahnya berdakwah hingga ayahnya wafat. Sejak kecil, Nabi Yahya memang dikenal sebagai anak yang saleh dan taat beragama.

Nabi Yahya tidak pernah takut akan tolakan, hinaan, bahkan ancaman sekalipun dari masyarakat yang menentang dakwahnya. Tanpa kenal lelah, beliau mengajak Bani Israel untuk segera bertobat kepada Allah. Beliau sadar akan kedudukannya sebagai rasul Allah. Tetapi tidak dipergunakannya secara sembarang, terutama dalam berbicara dan menyampaikan dakwah. Beliau tetap mengatakan semuanya adalah atas izin Allah swt.

Pada saat Nabi Yahya baru saja dilahirkan, palestina yang ketika itu dipenuhi oleh penduduk Bani Israil, mendapat serangan dari pasukan kerajaan romawi. Sejak itu, palestina diduduki oleh kerajaan romawi dan menunjuk Herodes sebagai penguasa palestina. Herodes merupakan putra raja herodes agung yang dikenal dengan sifat sewenang-wenangnya terhadap orang lain.

Herodes berkeinginan untuk meminang keponakannya sendiri yang bernama Herodia untuk dijadikan istri. Gadis itu memang berparas sangat cantik. Herodes beruntung, ibu Herodia sendiri dan seluruh keluarganya mendukung keinginannya untuk memperistri Herodia.

Namun, rencana pernikahan herodes dan herodia itu justru ditentang keras oleh Nabi Yahya. Beliau mengecam pernikahan itu karena landasan hukum dari Allah swt. yang ditetapkan di dalam Taurat. Di sana dikatakan bahwa pernikahan dari hubungan keluarga, meskipun tidak dari satu kandungan, hukumnya tetap haram.

Seperti dikatakan sebelumnya, Nabi Yahya memang tidak pernah takut akan apa dan siapa pun. Beliau hanya takut kepada Tuhan. Oleh karena itu, beliau berani menyampaikan apa pun yang memang perlu disampaikan, bahkan kepada penguasa Negara sekalipun. Apa yang dikatakan Nabi Yahya kepada Herodes itu segera tersebar luas di seluruh wilayah palestina. Hal itu menjadi bahan pergunjingan orang banyak.

Akhirnya, Herodia juga mengetahui pernyataan dan dakwah Nabi Yahya yang menyebutkan bahwa pernikahan dalam satu keluarga haram hukumnya. Hal itu membuat Herodia geram terhadap Nabi Yahya dan berniat untuk membunuhnya. Herodia sangat ingin diperistri oleh Herodes, meskipun ia tahu bahwa Herodes adalah pamannya sendiri. Ia tahu bahwa menikah dengan Herodes berarti ikut memiliki kekayaan Herodes. Oleh karena itu, dakwah Nabi Yahya dianggap bisa menggagalkan rencananya. Herodia dengan segala ambisinya mendatangi ibunya. Ia meminta dia membantu dalam menyusun rencana pembunuhan Nabi Yahya.

Herodia, wanita cantik berhati iblis itu, mulai menggunakan akal piciknya. Ia ingin mengakali Herodes dan menggodanya dengan kecantikannya yang ia miliki. Ketika rencananya diganggu, ia berencana membunuh Nabi Yahya. Rencana jahat Herodia itu disetujui oleh ibunya. Bahkan, sang ibu mengatakan putrinya itu segera melaksankan rencananya.

Herodes yang memang sudah lama menyukai kecantikannya herodia ingin segera meminangnya. Tentu saja, apa pun keinginan herodia akan dipenuhi. Oleh karena itu, rencana pembunuhan Nabi yahya pun disetujuinya. Herodes segera mengeluarkan perintah untuk mencari Nabi Yahya, untuk menangkap dan memenjarakannya, lalu dibunuh. Dengan begitu, Herodes segera menikahi Herodia.

Prajurit-prajurit Herodes telah menemukan keberadaan Nabi Yahya. Seketika itu pula, mereka membawa Nabi Yahya kepada Herodes untuk segera dipenjarakan dan dibunuh sesuai perintah.
Di dalam tahanan, Nabi Yahya tetap menjalankan perintah Allah sesuai ajaran Taurat. Tidak sedikit pun beliau mengutuk atau membenci Herodes karena telah mendalangi penculikannya. Beliau telah mengetahui bahwa ia akan dibunuh. Selanjutnya, saat Nabi Yahya sedang menjalankan ibadahnya, kepalanya dipenggl dan Nabi Yahya tewas.

Demikian Kisah Teladan Nabi Zakaria As Dan Nabi Yahya As semoga menjadi teladan dalam menjalani kehidupan agar selalu istiqamah dalam beribadah , hanya takut sama Allah SWT saja.