Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keistimewaan dan Keutamaan bulan Ramadhan dalam Al-Quran dan Hadits

keistimewaan-dan-keutamaan-bulan-ramadhan-dalam-al-quran-dan-hadits
Keistimewaan dan Keutamaan bulan Ramadhan dalam Al-Quran dan Hadits keistimewaan-dan-keutamaan-bulan-ramadhan-dalam-al-quran-dan-hadits

Rasa Syukur Kepada Allah SWT bahwa Bulan Ramadhan 1444 H telah tiba datang menghampiri kita. yang mana di bulan ramadhan mana Allah memperbesar pahala, melipatgandakan ganjaran, dan membuka pintu-pintu kebaikan bagi orang-orang yang menginginkannya.

Di antara hadits yang agung yang menunjukkan keutamaan bulan Ramadhan adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب النار، وصفدت الشياطين” رواه البخاري ومسلم واللفظ له

“Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu” [Muttafaqun ‘alaihi]

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda :

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ. وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَ ذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 682 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya no. 1682, dihasankan Asy-Syaikh Albani rahimahullahu dalam Al-Misykat no. 1960)

Di antaranya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:


لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ . وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

"Orang yang berpuasa itu diberikan oleh Allāh dua kegembiraan (yaitu) gembira ketika berbuka dan gembira ketika bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allāh daripada minyak kesturi yang paling wangi."

(Hadīts Riwayat Bukhāri nomor 1894 dan Muslim nomor 1151)


Rasūlullāh shallallāhu 'alaihi wa sallam mengatakan orang yang berpuasa itu gembira ketika berbuka, gembira ketika 'Idul Fitri. Dan yang paling besar gembiranya adalah ketika bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Di antara keistimewaan bulan Ramadhān adalah bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allāh lebih wangi dari minyak kesturi.

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

"Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi disisi Allāh daripada minyak kesturi yang paling wangi."

Di antara keistimewaan bulan Ramadhān adalah untuk meraih ampunan dari Allāh itu mudah. Makanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:


وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

"Allāh setiap malam bulan Ramadhān memerdekakan hamba-hambanya dari api neraka."_

(Hadīts Riwayat At Tirmidzi, Ibnu Mājah)


Diantara keutamaan puasa adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla mewajibkan puasa kepada seluruh umat.

Allāh berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 183:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

_”Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”_

Ayat mulia ini menjelaskan bahwa, puasa merupakan ketaatan yang sangat utama, karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla mewajibkan puasa kepada seluruh umat.

Semua umat diwajibkan puasa. Karena mereka membutuhkan puasa, membutuhkan pahala puasa.

Keutamaan yang kedua disebutkan dalam hadīts riwayat Al Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu. Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda tentang keutamaan puasa Ramadhān:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

_”Barangsiapa berpuasa dibulan Ramadhān dengan penuh keimanan dan mengharap pahala (serta ganjarannya), maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.”_

Yakni iman kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, ridha dengan kewajiban puasa.

وَاحْتِسَابًا

_”Dan mengharap pahala (serta ganjarannya).”_

Dia tidak membenci kewajiban puasa dan tidak ragu dengan pahala dan ganjarannya.

غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِ

_”Maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.”_

Kemudian di dalam hadīts riwayat Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرَ.

_”Shalat lima waktu dari Jum’at ke Jum’at berikutnya, dari Ramadhān ke Ramadhān berikutnya merupakan penghapus dosa-dosa yang terjadi diantaranya, selama dosa-dosa besar dijauhi.”_

Kemudian diantara keutamaan puasa, bahwasanya pahala puasa tidak terikat dengan jumlah tertentu. Orang yang berpuasa akan diberikan ganjaran tanpa batas.

Dalam Shahīh Al Bukhāri dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

قال الله تعالى : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِه

_Allāh Ta’āla berfirman, “Setiap amalan anak Adam untuk dirinya kecuali puasa, karena puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.”_

وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يصخب

_”Puasa adalah perisai apabila salah seorang diantara kalian berpuasa maka janganlah dia mengucapkan kata-kata kotor, janganlah berteriak.”_

وفإن سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِم

_”Apabila ada yang mencela atau mengajak bertengkar, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.”_

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

_”Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allāh daripada bau misk.”_

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَرِحَ بِصَوْمِهِ

_”Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, apabila dia berbuka maka dia bergembira dengan berbukanya dan apabila dia bertemu dengan Rabbnya dia bergembira dengan puasanya.”_

Kemudian keutamaan puasa yang lain, bahwasanya puasa kelak pada hari kiamat akan memberikan syafa’at kepada orang yang rajin melaksanakannya.

Dari Abdullāh bin Amr radhiyallāhu ‘anhumā bahwasanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ

_”Puasa dan Al Qur’ān akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat.”_

ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ : ﺃَﻱْ ﺭَﺏِّ، ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ

_Puasa berkata, “Wahai Rabbku aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat, izinkanlah aku memberikan syafa’at kepadanya.”_

ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ : ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ

_Al Qur’ān berkata, “Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka izinkanlah aku memberikan syafa’at kepadanya.”_

ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴُﺸَﻔَّﻌَﺎﻥ

_Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata, “Maka keduanya memberikan syafa’at.”_

(Hadīts shahīh riwayat Ahmad).

Para pemirsa rahimakumullāh.

Keutamaan-keutamaan puasa tidak akan diraih kecuali oleh orang yang berpuasa dan melaksanakan adab-adab berpuasa.

Maka, bersungguh-sungguhlah kalian untuk menyempurnakan puasa kalian dan menjaga batas-batasannya. Dan bertaubatlah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla atas kekurangan dalam menjalankan ibadah puasa.