Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Teladan Sejarah Biografi Sahabat Nabi Zubair Bin Awwam pengawal gagah berani

Kisah-Teladan-Sejarah-Biografi-Sahabat-Nabi-Zubair-Bin-Awwam-pengawal-gagah-berani
Kisah Teladan Sejarah Biografi Sahabat Nabi Zubair Bin Awwam pengawal gagah berani Kisah-Teladan-Sejarah-Biografi-Sahabat-Nabi-Zubair-Bin-Awwam-pengawal-gagah-berani

Az-Zubair bin Al-‘Awwam adalah salah satu sahabat nabi Sang pembela Nabi Muhammad SAW dan termasuk as-Sabiqun al-Awwalun, yaitu salah seorang dari 10 orang yang pertama masuk Islam.

Zubair bin Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdil Uzza bin Qushai bin Kilab. Ibunya bernama Shafiyah binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah Saw. Wanita ini telah menyatakan dirinya sebagai pemeluk agama Islam. Beliau termasuk salah seorang dari 7 orang yang pertama masuk Islam. Beliau memeluk agama Islam ketika dia masih berusia 8 tahun dan melakukan hijrah ketika berusia 18 tahun. Berperawakan tinggi dan berkulit putih.

Zubair bin Awwam Sang pembela Nabi Muhammad SAW memiliki keteguhan beragama, gagah berani, angkatan pertama masuk Islam, sepuluh orang yang diberi kabar gembira masuk surga, dan sahabat Rasulullah SAW yang enam, ahli musyawarah yang diserahi oleh Umar bin Khatthab memilih kalifah sepeninggalnya.

Zubair bin Awwam merupakan tujuh orang yang pertama-tama masuk Islam, semenjak Islam masih disebarkan secara sembunyi di rumah Arkam dan kala itu usianya baru lima belas.

Namun ada juga yang mengatakan bahwa perawakan Zubair tidak termasuk sangat tinggi dan juga tidak tergolong pendek dan bukan termasuk orang yang berbadan gemuk. Ada yang mengatakan bahwa warna kulitnya sawo matang, memiliki banyak bulu badan, dan kedua pipinya tidak penuh terisi daging.

Ketika pamannya Naufal bin Khuwailid mengetahui perihal Zubair telah masuk Islam, beliau sangat marah dan berusaha menyiksanya, pernah beliau dimasukkan dalam karung tikar, kemudian dibakar, dan dia berkata kepadanya,“lepaskan dirimu dari Tuhan Muhammad, maka saya akan melepaskan dirimu dari api ini.”

Namun Az-Zubair menolaknya dan berkata kepadanya, “Tidak, demi Allah saya tidak akan kembali kepada kekufuran selamanya.”

Suatu hari beliau mendengar isu yang mengabarkan bahwa Nabi Muhammad Saw telah meninggal, maka dia keluar menuju jalan-jalan di Mekkah sambil menghunuskan pedangnya, dan memecah barisan manusia, lalu pergi mencari kepastian dari isu ini dan berjanji jika isu itu benar dia akan membunuh orang yang telah membunuh Rasulullah saw, akhirnya beliau bertemu dengan Rasulullah Saw di utara Mekah, maka saat itu Rasulullah Saw berkata kepadanya,“ada apakah engkau gerangan ?”

Dia berkata,“Saya mendengar kabar bahwa engkau telah terbunuh,”
Nabi Muhammad Saw berkata kepadanya,“Lalu apa yang akan engkau lakukan?”

Dia berkata,“Saya akan membunuh orang yang telah membunuhmu.”

Setelah mendengar hal tersebut beliau pun bergembira dan mendo’akannya dengan kebaikan dan pedanganya dengan kemenangan. (Abu Nu’aim), beliau juga merupakan orang yang pertama menghunuskan pedangnya di jalan Allah Swt.

Perjuangan Zubair Bin Awwam Dalam Islam

Zubair bin Awwam pernah ikut berhijrah ke Habsyah bersama orang-orang hijrah dari kaum muslimin, dan beliau tetap tinggal disana hingga Rasulullah Saw mengijinkannya untuk kembali ke Madinah. Beliau selalu mengikuti peperangan bersama Rasulullah Saw, setelah perang Uhud dan orang-orang Quraisy kembali ke Mekah, Rasulullah Saw mengirim 70 orang sahabat untuk mendampingi dirinya, termasuk di dalamnya Abu Bakar As Siddiq dan Zubair bin Awwam. (Al-Bukhari).

Pada perang Yarmuk, Zubair bertarung dengan pasukan Romawi, namun pada saat tentara muslim bercerai berai, beliau berteriak : “Allahu Akbar” kemudian beliau menerobos ke tengah pasukan musuh sambil mengibaskan pedangnya ke kiri dan ke kanan, anaknya Urwah pernah berkata tentangnya,“Zubair memiliki tiga kali pukulan dengan pedangnya, saya pernah memasukkan jari saya didalamnya, dua diantaranya saat perang badar, dan satunya lagi saat perang Yarmuk.

Salah seorang sahabatnya pernah bercerita,“Saya pernah bersama Zubair bin Awwam dalam hidupnya dan saya melihat dalam tubuhnya ada sesuatu, saya berkata kepadanya,”demi Allah saya tidak pernah melihat badan seorang pun seperti tubuhmu,”

Dia berkata kepada saya, “Demi Allah tidak ada luka dalam tubuh ini kecuali ikut berperang bersama Rasulullah Saw dan dijalan Allah Swt.”

Dan diceritakan tentangnya,”Sesungguhnya tidak ada gubernur/pemimpin, penjaga dan keluar sesuatu apapun kecuali dalam mengikuti perang bersama Nabi Muhammad Saw, atau Abu Bakar As Siddiq R.a, Umar bin Khattab R.a, atau Utsman bin Affan R.a.”

Saat terjadi pengepungan atas Bani Quraidzah dan mereka tidak mau menyerah, Rasulullah saw mengutus beliau bersama Ali bin Abu Thalib, lalu keduanya berdiri di depan benteng dan mengulangi kata-katanya, “Demi Allah kalian akan merasakan seperti yang telah dirasakan oleh Hamzah, atau kami akan menaklukkan benteng ini.”

Nabi Muhammad Saw pernah berkata tentangnya, “Setiap Nabi punya pendamping dan penolong, dan pendamping saya adalah Zubair.” (Muttafaqun alaih).

Beliau juga sangat bangga dengan ucapan Rasulullah Saw saat terjadi perang Uhud dan perang Bani Quraidzah,“lemparkanlah panahmu yang taruhannya adalah bapakku dan ibuku”.

Sayyidatina Aisyah R.ha pernah berkata kepada Urwah bin Az-Zubar, “Sesungguhnya kedua orang tuamu merupakan orang yang mengikuti seruan Allah Swt dan Rasul-Nya setelah tertimpa kepada keduanya luka,” (maksudnya adalah Abu Bakar dan Az-Zubair). (Ibnu Majah).


Seorang penunggang kuda yang berani

Suatu kali saat sedang berada di rumah Arkam, terdengar kabar angin bahwa Rasulullah SAW terbunuh. Zubair segera mengambil pedangnya, menunggang kuda dan menyisir kota Mekah mencari kebenaran berita itu. Sampai akhirnya bertemu dengan Rasulullah SAW di suatu tempat yang tinggi di Mekah. Rasulullah SAW menanyakan apa yang diperbuatnya. Rasulullah SAW pun memohonkan bahagia dan mendoakan kebaikan Zubair.

Zubair berasal dari keluarga terpandang suku Quraisy. Saat memeluk Islam, tak kurang dari derita yang dialaminya, terutama dari pamannya sendiri. Pernah ia disekap, dikurung, diberi asap sampai sesak nafas. Padahal kala itu ia masih anak muda yang baru tumbuh.

Menghalau Musuh

Zubair melakukan hijrah ke Habsyi (Ethiopia) dua kali. Ia kembali lagi ke Arab untuk mengejar ketinggalan dalam berperang bersama Rasulullah SAW. Ia menderita banyak tusukan dan meninggalkan bekas yang memperlihatkan keperkasaannya.

Saat perang Uhud usai dan pasukan Quraisy kembali ke Mekah, Zubair diutus Rasulullah SAW bersama  Abu Bakar untuk mengikuti gerakan tentara Quraisy dan menghalau mereka sehingga kaum kafir akan berpikir bahwa muslimin pastinya masih punya kekuatan.

Abu Bakar dan Zubair memimpin 70 orang muslimin. Kaum Quraisy berpikir bahwa pasukan itu adalah pendahulu balatentara yang akan lebih banyak lagi dibelakangnya. Melihat itu, kaum Quraisy segera bergegas kembali ke Mekah.

Selain perang Yarmuk, Zubair merupakan prajurit yang memimpin langsung pasukan.  Saat pasukannya gentar melihat tentara Romawi, Zubair berteriak, ”Allahu Akbar!” Ia maju dan membelah pasukan musuh sambil mengayunkan pedang.

Zubair merindukan syahid. Ia bahkan menamakan anak-anaknya dengan nama para syuhada. Ia tak pernah memerintah satu daerah, mengumpul pajak, atau jabatan lain. Ia semata-mata menjalankan tugasnya untuk berperang di jalan Islam.

Sewaktu pengepungan atas Bani Quraidha sudah berjalan lama tanpa membawa hasil, Rasulullah SAW mengirimnya bersama Ali binAbi Thalib. Ia berdiri di muka benteng musuh yang kuat sambil mengulang ucapannya, ”Demi Allah biar kami rasakan sendiri apa yang dirasakan Hamzah atau kalau tidak, akan kami tundukkan benteng mereka!”

Ia kemudian terjun ke dalam benteng hanya berdua saja dengan Ali,dan dengan kekuatan syarafnya mereka berhasil menyebarkan rasa takut pada musuh-musuh yang bertahan dalam benteng, lalu membukakan pintu-pintu benteng tersebut bagi kawan mereka di luar.

Saat perang Hunain, Zubair melihat pemimpin suku Hawazin yang juga menjadi panglima pasukan musyrik dalam perang tersebut namanya Malik bin Auf. Terlihat olehnya sesudah pasukan Hawazin bersama panglimanya lari tunggang langgang dari medan perang Hunain. Ia sedang berada di tengah-tengah gerombolan besar sahabatnya bersama sisa pasukan yang kalah, maka secara tiba-tiba diserbunya rombongan itu seorang diri sehingga mereka kucar-kacir. Ia menghalaunya dari tempat persembunyian mereka.

Pembela Rasulullah SAW

Kecintaan dan penghargaan Rasulullah SAW terhadap Zubair luar biasa dan beliau sangat membanggakannya. ”Setiap Nabi mempunya pembela dan pembelaku adalah Zubair bin Awwam,” demikianlah pernyataan Rasulullah SAW tentang Zubair. Zubair yang suami dari Asma binti Abu Bakar, merupakan seorang yang pemurah dan suka mengorbakan hartanya demi Allah SWT.

Hasan bin Tsabit telah melukiskan sifat-sifat Zubair ini dengan indah: ”Ia berdiri teguh menepati janjinya kepada Nabi dan mengikuti petunjuknya. Menjadi pembelanya, sementara perbuatan sesuai dengan perkataannya. Ditempuhnya jalan yang telah digunakannya, tak hendak menyimpang daripadanya. Bertindak sebagai pembela kebenaran, karena kebenaran itu jalan sebaik-baiknya.  Ia adalah seorang berkuda yang termasyur dan pahlawan yang gagah perkasa. Merajalela di medan perang dan ditakuti di setiap arena. Dengan Rasulullah SAW mempunyai pertalian darah dan masih berhubungan keluarga. Dan dalam membela Islam mempunyai jasa-jasa yang tidak terkira. Betapa banyaknya marabahaya yang mengancam Rasulullah SAW Nabi al Musthafa. Disingkirkan Zubair dengan ujung pedangnya, maka semoga Allah membalas jasa-jasanya.”

Zubair orang yang berbudi tinggi dan bersifat mulia. Keberanian dan kepemurahannya seimbang laksana dua kuda satu tarikan, ia telah berhasil mengurus perniagaannya dengan gemilang, kekayaannya melimpah, tetapi semua itu dibelanjakannya untuk membela Islam, sehingga ia sendiri mati dalam berhutang.

Tawakalnya kepada Allah merupakan dasar kepemurahannya, sumber keberanian dan pengorbanannya hingga ia rela menyerahkan nyawanya dan diwasiatkannya kepada anaknya Abdullah untuk melunasi hutang-hutangnya. ”Bila aku tak mampu membayar utang, minta tolonglah kepada Maulana induk semang kita.”
Anaknya Abdullah bertanya padanya, ”Maulana yang mana Bapak maksudkan?”
Jawab Zubair, ”Yaitu Allah, induk semang dan penolong kita yang paling utama.”
Kata Abdullah kemudian, ”Maka demi Allah, setiap aku terjatuh ke dalam kesukaran karena utangnya, tetap aku memohon, Wahai Induk Semang Zubair, lunasilah hutangnya, maka Allah mengabulkan permohonanku itu dan Alhamdulillah hutang pun dapat dilunasi.”

Sifat Zubair Bin Awwam

Zubair bin Awwam juga merupakan seorang yang terhormat dan mulia, selalu menginfakkan hartanya di jalan Allah Swt,

Ka’ab berkata tentangnya,“Az-Zubair memiliki 1000 macam kekayaan yang dikeluarkan untuk berperang, dan tidak ada uang satu dirham pun yang masuk kerumahnya,”
(maksudnya hartanya disedekahkan seluruhnya), beliau mensedekahkan seluruh hartanya sampai ia mati dalam keadaan berhutang, dan mewasiatkan kepada anaknya untuk membayarkan hutangnya, dan beliau berkata kepadanya, “jika engkau tidak sanggup membayar hutang saya, maka mintalah tolong kepada Tuanku,”
Abdullah pun bertanya,“Siapakah yang engkau maksud dengan Tuan?”
beliau menjawab, “Allah, Dialah sebaik-baik pemimpin dan penolong.”
Lalu setelah itu Abdullah berkata, “Demi Allah saya tidak pernah mengalami kesusahan dalam membayar hutangnya, kecuali saya berkata, ‘Wahai Pemimpin/pemilik Zubair bayarlah hutang Zubair,’ maka Diapun menggantinya.” (Al-Bukhari).

Walaupun beliau selama hidupnya selalu bersama Rasulullah saw namun beliau tidak banyak meriwayatkan haditsnya kecuali sedikit, anaknya Abdullah pernah bertanya akan sebab tersebut, maka diapun berkata,“Walaupun antara saya dan Rasulullah Saw memiliki hubungan keluarga dan kerabat namun saya pernah mendengar beliau pernah bersabda, ‘Barang siapa yang berkata dusta atasku dengan sengaja, maka akan ditempatkan di neraka.’” (Al-Bukhari).

Karena itu dia sangat takut meriwayatkan hadits yang tidak pernah diucapkan oleh Rasulullah Saw sehingga tergelincir ke dalam neraka.

Anak Dan Isteri Zubair Bin Awwam

Nama Putera dan putri Az-Zubair adalah Abdullah, Urwah, Al Mundzir, Ashim, Al Muhajir, Khadijah Al Kubra, Ummul Hasan, dan Aisyah. Semua anak Az-Zubair ini berasal dari isterinya yang bernama Asma’ binti Abu Bakar. Sedangkan anak-anaknya yeng bernama Khalid, Amru, Habibah, Saudah, dan Hindun berasal dari isterinya yang bernama Ummu Khalid. Nama asli wanita ini adalah Amah binti Sa’id bin Al Ash.

Anak-anaknya yang bernama Mush’ab, Hamzah, dan Ramlah berasal dari isterinya yang bernama Ar-Rabab binti Anif bin Ubaid. Anaknya yang bernama Ubaidah dan Ja’far berasal dari isterinya, Zainab.

Puterinya yang bernama Zainab berasal dari isterinya , Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu’aith. Puterinya lagi yang bernama Khadijah Ash-Shugra berasal dari isterinya, Al Halal binti Qais.

Wafatnya Zubair bin Awwam

Saat Zubair bin Awwam keluar dalam perang Al-Jamal, seseorang dari kaum Tamim bernama Amru bin Jarmuz mengikuti beliau dan membunuhnya dari belakang di suatu tempat  yang bernama lembah Siba.

Dalam perang Jamal, Zubair menemui akhir hayatnya sesudah ia menyadari kebenaran dan berlepas tangan dari peperangan. Ia berlepas diri untuk memerangi Ali bin Abi Thalib di suasana muslim yang kala itu mulai terpecah belah sesudah meninggalnya kalifah Usman bin Affan.

Sesudah menyadari kebenaran dan berlepas tangan dari peperangan, ia terus diintai oleh golongan yang menghendaki berkobarnya api fitnah, lalu ia pun ditusuk oleh seorang pembunuh yang curang waktu sedang lengah yakni saat sedang duduk sholat menghadap Allah SWT.

Si pembunuh pergi kepada imam Ali, dengan maksud melaporkan tindakannya terhadap Zubair. Ia mengira Ali akan senang mendengar beritanya itu. Tetapi Ali berteriak mengetahui hal tersebut. ”Sampaikan berita kepada pembunuh putra ibu Shafiah itu bahwa untuknya telah disediakan api neraka!”

Ketika pedang Zubair ditunjukkan kepada Ali oleh beberapa orang sahabat, ia mencium dan lama sekali ia menangis kemudian katanya, ”Demi Allah, pedang ini banyak berjasa, digunakan oleh pemiliknya untuk melindungi Rasulullah SAW dari marabahaya.

Selamat dan bahagia bagi Zubair dalam kematian sesudah mencapai kejayaan hidupnya! Selamat kemudian selamat kita ucapkan kepada pembela Rasulullah!”

Zubair bin Awwam wafat pada hari Kamis bulan Jumadil Awwal tahun 36 Hijriyah, sedangkan umurnya saat itu 66/67 tahun.

Demikian Kisah Teladan Sejarah Biografi Sahabat Nabi Zubair Bin Awwam pengawal gagah berani Sang Pembela Nabi Muhammad SAW

Baca Juga Artikel