Bacaan Wirid Shalat dan Dzikir Doa Setelah Sholat Fardhu 5 Waktu
Bacaan Wirid Shalat dan Dzikir Doa Setelah Sholat Fardhu 5 Waktu - Dzikir adalah cara mengingat Allah swt, dengan menyebut dan memuji nama Allah swt bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Namun setidakanya ketika selesai melakukan sholat shalat fardhu 5 waktu kita memperbanyak dzikir sesuai perintah Allah SWT
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً ﴿٤١
”Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya” (al-Ahzab: 41)
Sesudah menunaikan shalat fardhu lima waktu, seseorang dianjurkan meluangkan waktu untuk berdzikir. Amalan ini menjadi rutinitas (wirid) as-salafus shalih yang memiliki dasar yang kuat dari Sunnah Nabi. Perumpamaan antara orang yang dzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup dan yang mati.”
Dzikir sesudah atau setelah shalat mesti kita amalkan. Seusai shalat tidak langsung bubar, namun hendaknya kita merutinkan beristighfar dan bacaan dzikir lainnya. Dzikir akan menguatkan seorang muslim dalam ibadah, hati akan terasa tenang dan mudah mendapatkan pertolongan Allah.
Ada banyak sekali Lafadz Bacaan dzikir dan wirid selepas sholat dari mulai membaca surat al-fatihah, istighfar, ayat kursi dan masih banyak lagi yang dilanjutkan dengan membaca bacaan doa-doa penting.
Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar pada Bâbul Adzkâr ba‘dash Shalâh mengatakan bahwa ulama telah bersepakat (ijma’) tentang kesunnahan dzikir usai shalat yang ditopang oleh banyak hadits shahih dengan jenis bacaan yang amat beragam.
Berikut ini adalah Bacaan wirid sholat dan dzikir setelah shalat fardhu 5 waktu
1. Membaca istighfar di bawah ini sebanyak tiga kali:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ ×٣
2. Memuji Allah dengan kalimat:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام
Ini berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim. Dalam riwayat lain sebagaimana dikutip Bidâyatul Hidâyah:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام.
3. Lalu membaca:
اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ .
Bacaan ini bisa kita temukan dalam riwayat Imam Muslim dan Imam Muslim (muttafaqun ‘alaih). Dalam Bidâyatul Hidâyah disebutkan:
اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا رَآدَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ .
4. Berdoa agar diberi kemampuan untuk mengingat (dzikir), bersyukur, dan beribadah secara baik kepada Allah:
اَللَّـهُمَّ اَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.
(HR Abu Dawud)
5. Dilanjutkan dengan membaca:
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.
(dibaca tiga kali tiap selesai shalat fardhu, khusus setelah maghrib dan shubuh sepuluh kali)
6. Memohon perlindungan dari ganasnya neraka:
اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـى مِنَ النَّارِ
(tujuh kali bakda maghrib dan shubuh)
7. Membaca Ayat Kursi:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.
8. Membaca Surat al-Baqarah ayat 285-286
Baca Juga
- Keutamaan Manfaat Bacaan Sholawat Nariyah Lengkap Teks Arab Latin Arti Terjemah
- Lirik Lagu Sholawat Man Ana Lengkap Arab, Latin dan Arti Terjemah
- Bacaan Dzikir Doa Pelunas Hutang dan Pembuka Pintu Rezeki Hutang Cepat Lunas Rezeki Lancar
- Bacaan Niat Doa Wudhu dan Doa sesudah Wudhu Lengkap Arab Latin
- Keutamaan Doa Sapu Jagat Arab Latin dan Terjemahan
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ، كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ، وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا، لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
9. Disambung dengan penggalan dari Surat Ali Imran:
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ، قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ، إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ، وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ، وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
10. Membaca Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, Surat an-Nas, lalu Surat al-Fatihah
11. Membaca tasbih, hamdala, dan takbir masing-masing sebanyak 33 kali:
سُبْحَانَ اللهِ ×٣٣
اَلْحَمْدُلِلهِ ×٣٣
اَللهُ اَكْبَرْ ×٣٣
12. Kemudian dilanjutkan dengan:
اَللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُيُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِا للهِ الْعَلِـىِّ الْعَظِيْمِ. أَفْضَلُ ذِكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ
(Dibaca 300 kali bakda shubuh, 100 kali bakda isya, 50 kali bakda dhuhur, 50 kali bakda ashar, dan 100 kali bakda maghrib)
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ
(dibaca bakda shubuh 300 atau 100 kali)
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
13. Wirid kemudian ditutup dengan doa sesuai dengan harapan masing-masing.
Dengan tidak bermaksud melemahkan nash yang satu dengan nash yang lain, Dzikir tasbih, tahmid dan takbir yang Rasulullah saw ajarkan kepada para sahabat adalah berdasarkan permintaan kaum faqir jaman itu yang merasa tidak memiliki apapun untuk berjihad di jalan Allah. Berbeda dengan kaum aghniya atau ahli datsur (orang-orang kaya) yang dengan kekayaannya mereka bisa leluasa menginfakkan sebagian hartanya untuk berjihad. Lalu kaum faqir itu pun melaksanakan ajaran Rasulullah ini. Belakangan tidak hanya kaum faqir saja yang mengamalkan dzikir tasbih, tahmid dan takbir seusai shalat, ahli datsur pun ikut mengamalkan dzikir ini.
Jika mereka kaum faqir dan aghniya sama-sama mengerjakan dzikir ini, lalu amal shaleh apa lagi yang mampu mengejar ketertinggalan kaum faqir atas kelebihan para aghniya itu, bukankah Rasulullah saw bersabda, ...Dan tidak ada seorangpun yang akan menyamai kalian setelah itu kecuali jika orang itu mengerjakan juga...
Di saat berbeda, Sahabat Ali bin Abi Thalib yang terkenal kecerdasan dan ketekunannya di dalam beribadah kepada Allah SWT mengajukan sebuah permohonan khusus kepada Rasulullah saw sebagaimana nash berikut:
...orang pertama yang menginginkan jalan terdekat kepada Allah, terunggul tetapi termudah melalui Rasulullah saw adalah Ali bin Abi Thalib r.a.
Ketika Saidina Ali ra meminta, Rasul tidak langsung menjawab, tetapi menunggu wahyu. Maka datanglah Jibril dan mentalqinkan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH tiga kali dan Nabi mengucapkannya tiga kali. Selanjutnya Nabi mentalqin Ali ra. (sebagaimana Nabi ditalqin oleh Jibril). Selanjutnya Nabi mendatangi para sahabat dan Nabi mentalqin mereka secara berjamaah.
Rasulullah saw mengajarkan kepada sahabat Ali bin Abi Thalib dan sahabat-sahabat lainnya kalimat tauhid sebagai sebuah jalan terdekat kepada Allah, terunggul tetapi termudah. Setelah mendapatkan amalan ini kemudian para sahabat istiqomah melakukan dzikir tahlil.
“Sesungguhnya Dzikir dengan suara keras setelah selesai shalat wajib, adalah biasa pada masa Rasulullah saw. Kata Ibnu Abbas, 'Aku segera tahu bahwa mereka telah selesai shalat kalau suara mereka membaca dzikir telah kedengaran.'” (HR. Muslim No. 541)
Sahabat Ali bin Abi Thalib ra kemudian mengajarkan cara berdzikir tahlil ini kepada generasi berikutnya, antara lain kepada kedua anaknya Hasan dan Husain, juga kepada murid terkasihnya Hasan al-Bashri. Selanjutnya ketiga orang ini pun mengajarkannya kepada generasi-generasi sesudahnya hingga masa sekarang. Ajaran dzikir itu terus turun temurun membentuk mata rantai yang tidak terputus dari satu generasi ke generasi berikutnya membentuk silsilah mata rantai emas. Kesemua silsilah itu berpangkal kepada Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib.
Apa yang dilakukan Sahabat Ali bin Abi Thalib ra adalah sebuah cara (thariqah) sampai (wushul) kepada Allah Ta’ala sebagaimana termaktub dalam firman Allah:
“Barangsiapa ingin berjumpa dengan Tuhannya hendaklah ia beramal shaleh dan tidak menyekutukan Tuhannya itu dengan apapun juga dalam ibadat penyembahannya.” (QS. Al-Kahfi :110)
Ilustrasi mudahnya, sahabat Ali bin Abi Thalib ra dengan permohonannya kepada Rasulullah saw untuk diajarkan cara mendekat kepada Allah Ta’ala adalah proses mengajukan lamaran untuk masuk sebuah akademi khusus ‘mencetak calon-calon muqarrabiin’. Kemudian diterima oleh Rasulullah melalui proses talqin dzikir LAA ILAAHA ILLALLAH.
Sebagaimana akademi-akademi di jaman sekarang pola pendidikan yang diterapkan serba spesial. Kurikulumnya spesial, olah jasmaninya spesial, olah fikirnya spesial. Dan setiap peserta didik yang terdaftar dalam akademi tersebut harus mematuhi peraturan yang ditetapkan dan menjalani berbagai macam latihan (riyadhah) untuk bisa lulus, berhasil mendapatkan ijazah dan memanfaatkan ilmu yang diperoleh.
Begitu juga dengan latihan melaksanakan dzikir tahlil dalam setiap ba’da shalat fadhu, menjadi sebuah kewajiban bagi para pengamalnya untuk keberhasilan dalam proses pensucian ruhaniah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Kesimpulannya melakukan dzikir tahlil bagi ikhwan dan akhwat ba’da shalat fardhu adalah suatu keharusan dalam rangka pensucian ruhaniah untuk mendekat kepada Allah SWT.
Baca Juga Artikel
Demikian Bacaan wirid sholat dan dzikir setelah shalat fardhu 5 waktu