10 Kitab Tafsir Paling Masyhur Populer Terkenal dan Nama Pengarangnya
10 Kitab Tafsir Paling Masyhur Populer Terkenal dan Nama Pengarangnya - Semenjak awal turunnya Al Quran generasi para sahabat hingga para ulama mempelajari dan mengkajinya, hingga munculah berbagai ilmu-ilmu turunan Alquran yang berkembang sangat pesat, di antara ulama ada yang menggeluti ilmu tafsir Al Quran dan usulnya serta memperdalam makna kandungan Al Quran. Rasulullah SAW merupakan yang pertama kali menerangkan, mengajarkan sekaligus menafsirkan Alquran. Beliau menjadi sumber utama rujukan tafsir, dan menjadi tempat bertanya bagi para shahabat, maupun umat ketika itu.
Karena kedekatan Sahabat Nabi dengan Rasulullah, para shahabat pun mengetahui makna, maksud dan rahasia-rahasianya terutama khulafa' ar-Rasyidin, Abdullah bin Mas'ud, Ibnu Abbas, Ubai bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa al-Asy'ari, dan Abdullah bin az-Zubair.
Berikut ini 8 kitab tafsir yang masyhur dari tafsir riwayah ma'tsur
1. Tafsir Ibnu Jarir
pengarangnya ialah lbnu Jarir Ath-Thabary yang panggilannya Abu Ja‘far. Ia dilahirkan pada tahun 224 H. dan wafat pada tahun 310 H. Kitabnya temasuk kitab tafsir dengan ma‘tsur yang paling agung, paling benar dan paling banyak mencakup pendapat Sahabat dan Tabi'in serta dianggap sebagai pedoman pertama bagi para Mufassir. Imam Nawawi mengatakan: ”Kitab Ibnu Jarir tentang tafsir belum ada seorang pengarangpun yang menyamainya.
Beberapa keistimewaan kitab tafsir ini
Berpegang pada atsar berupa Hadits (ucapan Nabi), Sahabat dan Tabi‘in.
Senantiasa menyebutkan sanad dan pendapat yang diriwayatkan serta memberi pentarjihan dari riwayat yang dikemukakannya.
Menawarkan ayat-ayat yang nasikh dan mansukh serta menjelaskan tentang riwayat yang shahih dan yang dhaif.
Menyebutkan segi i‘rob (uraian kalimat) dan pengistimbatan hukum syari'at dari ayat-ayat Al-Qur'an.
Kesimpulannya kitab ini, adalah kitab yang paling agung dan penuh keindahan, sayangnya kitab ini sering mengemukakan khabar dengan sanad yang tidak benar dengan tidak menjelaskan ketidakbenaran Suatu contoh bahwa kitab ini sering memuat cerita yang bersifat isroiliyat. Tafsirnya telah diterbitkan dan tersebar luas di seluruh penjuru dunia, lagi pula dijadikan pedoman pokok di kalangan mufassir.
2. Tafsir As-Samarqandy
Pengarangnya ialah Nashr Ibnu Muhammad As-Samarqandy yang panggilannya adalah Abu Al-Laits. Ia wafat pada tahun 373 H, Kitabnya dinamai dengan Bahrul Ulum. Tafsir ini adalah tafsir ma’tsur. Di dalamnya banyak memuat pendapat shahabat dan tabi'in, sayangnya beliau tidak menyebutkan sanad-sanadnya. Kitab ini terdiri dari dua jilid. Salah satu dari naskahnya masih ada di perpustakaan Al-Azhar.
3. Tafsir Ats-Tsa‘laby
Pengarang tafsir ini adalah Ahmad Ibnu Ibrahim Ats-Tsa'laby An-Naisabury. Ia seorang mufassir yang ahli baca Al-Qur'an (qori'). Panggilannya ialah Abu Ishak. Ia wafat pada tahun 427 H. Kelahirannya secara pasti tidak diketahui. Kitabnya dinamai Al-Kasyfu wal Bayan fi Tafsiril Qur’an. Ia menafsirkan Al-Qur'an berdasarkan Hadits yang bersumber dari Ulama Salaf dengan meringkaskan sanadnya karena menganggap cukup menyebutnya pada pendahuluan kitab. la sedikit memperluas pembahasan nahwu dan fiqih. Ia sangat senang dengan kisah-kisah dan cerita-cerita. Oleh karenanya dalam tafsir itu kami dapat menemui cerita-cerita isroiliyat yang dianggap asing bahkan ada yang samasekali tidak benar adanya.
Ibnu Taimiyah mengatakan: ”Ats-Tsa'laby pada pribadinya tertanam kebaikan dan agama, tetapi ia bagaikan pencari kayu di malam hari”.
Penafsirannya terancang tetapi belum sempurna baru sampai surat Al-Furqon. Tafsir itu ada pada perpustakaan Al-Azhar dan sisanya hilang.
4. Tafsir Al-Baghawy
Pengarang tafsir ini adalah Al-Musain Ibnu Mas'ud Al-Farra' Al-Baghawy, seorang ahli fiqih mufassir dan ahli hadits, yang dikenal dengan penghidup sunnah. Panggilannya adalah Abu Muhammad wafat pada tahun 510 H. pada usia 80 tahun. Beliau adalah seorang Imam yang agung, waro‘ lagi zuhud. Ia sebagai seorang alim dan taat. Imam As-Subhy menganggap bahwa ia adalah termasuk ulama Syafi'iyah yang alim.
Ibnu Taimiyah dalam muqoddimahnya pada kitab Ushulut Tafsir mengatakan: ”Al-Baghawy dalam tafsirnya lebih ringkas daripada Ats-Tsa'laby akan tetapi ia menjaga tafsirnya dari hadits-hadits maudhu‘, dan pendapat-pendapat yang bid‘ah."
Tafsir ini telah dicetak bersamaan dengan tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-Khazin. Dalam kitabnya ada sebagian kisah-kisah isroiliyat tetapi secara umum adalah lebih baik dan lebih murni daripada kebanyakan kitab-kitab tafsir dengan ma'tsur.
5. Tafsir Ibnu 'Athiyah
Pengarangnya Abdul Haq lbnu Ghalib lbnu 'Athiyah Al-Andalusy Al-Maghriby Al-Qhornathy. Panggilannya adalah Abu Muhammad. Lahir pada tahun 481 H. dan wafat pada tahun 546 H.
Ia adalah seorang ahli tata bahasa Arab, sastrawan dan penyair intelegensinya sangat tinggi. Ia pernah menjadi hakim di Andalus pada masa keemasan Islam. Tafsirnya dinamai dengan ”Al-Muharorot Al-Wajiz fi Tafsiril Kitabil 'Aziz”. Di dalamnya terkandung pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh ulama yang berpedoman dari ma'tsur. Ia begitu memaparkan pendapat-pendapat yang lebih kuat.
Ibnu Taimiyah dalam fatwanya, ia mengadakan perbandingan antara tafsir Ibnu 'Athiyah dan tafsir Zamakhsyary, kemudian menyimpulkan bahwa Ibnu 'Athiyah itu lebih baik daripada tafsir Zamakhsyary, lebih shahih penukilan dan pembahasannya serta jauh daripada bid'ah meskipun memuat sedikit-sedikit, tapi hal ini lebih baik daripada memuat banyak bid'ah. Atau boleh dikata tafsir ini adalah tafsir yang paling rajih.
Kitab ini karena kemasyhurannya yang luas dan keistimewaannya yang tiada duanya, ia senantiasa masih berbentuk tulisan tegas sampai sekarang. Kitab ini terdiri dari sepuluh jilid yang besar-besar. Semoga Allah memberi taufiq kepada orang yang menerbitkan serta mencetak khazanah yang berharga ini agar dapat dimanfaatkan.
Baca Juga
- Inilah Ciri-Ciri Wanita Ahli Surga dan Kenikmatan Surga
- Keutamaan Sholat Sunnah Utaqo dan Tata Cara Sholat Sunnah Utaqo 8 Rakaat di Bulan Syawal
- Apa Dalil Orang Meninggal di Hari Jumat Bebas Dari Siksa Kubur
- Keutamaan Sholat Dhuha sesuai menurut Hadits Shahih
- Hikmah dan Manfaat Sholat Tahajud bagi yang Istiqomah Rutin Mengerjakannya
6. Tafsir Ibnu Katsir
Pengarang tafsir ini adalah Al Hafizh 'Imaduddin Ismail bin Amr ibnu Katsir Al-Qursyiy Ad-Dimasqy. Panggilannya Abul Fida' dilahirkan pada tahun 700 H. dan wafat pada tahun 774 H.
Ibnu Katsir tak ubahnya bagaikan gunung yang tinggi dan lautan yang dalam, dalam berbagai ilmu pengetahuan khususnya sejarah hadits dan tafsir. Ia seorang Imam besar dapat menguasai uslub tulisan dan karangan. Imam Adz-Dzahaby mengatakan ia adalah Imam Mufthi, rowi hadits yang hebat, ahli fiqih yang kreatif, ahli tafsir yang langsung mengutip dari sumbernya dan iapun mempunyai beberapa karangan. Tafsirnya ini dinamakan tafsir AlQur'an ‘Azhim yaitu tafsir yang terkenal dengan tulisan ma'tsur. Ia dianggap kitab yang kedua setelah kitab Ath-Thabary. Pengarangnya selalu memperhatikan riwayat dari ahli-ahli tafsir salaf. Ia meriwayatkan hadits dan atsar dengan disandarkan pada yang mengatakannya, namun ia membicarakannya pula tentang kerajihan hadits dan atsar itil serta menolak hadits yang mungkar atau yang 'tidak' shahih. Demikian sebabnya tafsir ini tergolong tafsir ma'tsur yang baik. Adapun cara beliau dalam menafsirkan; pertama-tama ia menyebutkan ayat kemudian menafsirkannya dengan redaksi yang mudah dan ringan serta dibarengi dengan dalil-dalil ayat yang lain, lalu membandingkan ayat-ayat ini sehingga artinya menjadi nampak dan maksudnya menjadi jelas. Ia sangat memperhatikan bentuk tafsir ini vaitu tafsir yang dinamakan orang tafsir Al-Qur'an bil Qur'an.
Diantara kelainan tafsir Ibnu Katsir yaitu bahwa dia selalu memperingatkan kemungkinan-kemungkinan isroiliyat yang terdapat dalam tafsir ma’tsur tadi. Secara garis besarnya pengetahuan Ibnu Katsir itu nampak jelas bagi orang yang membaca tafsir dan sejarahnya. Kitab tafsir dan sejarahnya adalah kedua karangannya yang paling baik, sedangkan tafsimya adalah tafsir ma'tsur yang paling benar meskipun tidak dikatakan yang paling benar diantara tafsir-tafsir yang lain.
7. Tafsir Al-Jawahir
Pengarang tafsir ini adalah Imam Agung Abdur Rahman bin Muhammad bin Makhluf Ats-Tsa‘laby Al-Jazairy Al-Maghriby, wafat pada tahun 876 H, Tafsirnya ini termasuk tafsir ma’tsur yang ia kutip dari pendapat ulama salaf, dengan membedakan pendapat yang shahih dan yang dhaif. Tafsir ini telah dicetak.
8. Tafsir As-Suyuthy
Pengarang tafsir ini adalah Al-Imam Al-Hujjah Ats-Tsiqoh Jalaluddin As-Suyuthy, pengarang beberapa kitab yang terkenal, dilahirkan pada tahun 749 H. dan wafat pada tahun 911 H. Tafsirnya dinamakan Ad-Durul Mantsur fit Tafsir bil Ma’tsur. Dalam muqoddimahnya ia mengatakan: ”bahwa ia meringkasnya dari kitab Turjumanil Qur’an yaitu tafsir yang disandarkan kepada Rasulullah dan telah dicetak di Mesir”. Dalam kitabnya Al-Itqon ia menyebutkan: Bahwasanya ia telah merancang tafsir yang lengkap memuat tafsir-tafsir yang manqul yang ia perlukan, pendapat-pendapat yang rasional, istimbat, isyarat, i’rob dan dialek, bentuk-bentuk sastra dan keindahan badi‘. Tafsirnya itu ia namakan ”Majmaul Bahroin wa Mathla'ul Badroin”, Karangan-karangannya itu dihitung mencapai kurang lebih 500 karangan, semoga Allah memberikan rahmat padanya atas usaha yang dimaksudkan untuk mengabdi pada dunia dan agama.
9.Tafsir At-Thabari
Tafsir yang bernama lengkap merupakan pelopor kitab-kitab tafsir yang dicetak hingga saat ini.
Kitab Tafsir At-Thabari adalah kajian ilmiah yang sempurna tentang ilmu tafsir, asyik dibaca oleh siapa saja terutama pemerhati tafsir, dan memaparkan keterampilan ilmu tafsir yang mungkin tidak akan ditemukan di dalam kitab-kitab tafsir yang panjang sejenisnya.
Penulisnya adalah Imam Muhammad bin Jarir a-Thabari (wafat tahun 310H), seorang ulama ahlussunnah waljama’ah yang telah memadukan berbagai jenis ilmu pengetahuan, cemerlang pada setiap cabang ilmu yang digelutinya sehingga disebut sebagai ulama langka yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan sepertinya.
Ia adalah tokoh fiqhi, tafsir, hadits, ahli bahasa, dan sejarahwan yang jujur terpercaya.
Imam at-Thabari menulis kitab tafsirnya ini dengan ringkas karena tidak cukup waktu menguraikannya kedalam kitab secara utuh walau telah mengamanahkan urusan itu kepada murid-muridnya.
Meskipun demikian tetaplah kitab tafsir ini menempati “Top” Tafsir pelopor yang wajib dibaca dan ditelaah oleh para pemerhati tafsir dunia, tidak bosan-bosan membuka dan menelitinya setiap kesempatan sehingga dapat menyelami metodelogi Imam at-Thabari serta kepakarannya dalam merajuk kitab tafsir.
Secara umum kitab tafsir ini istimewa karena kesempurnaan metodeloginya dan sangat matang dari segi aqidah. Di antara metodeloginya adalah pengayaan dan pemilihan materi-materinya, meriwayatkan perkataan-perkataan para ulama salaf di dalam kitab dengan sanad yang bersambung kepada penulisnya, dan at-Thabari memperkaya tafsirnya dengan materi-materi bahasa serta mendemonstrasikan kepiawaian bahasa Arabnya dalam menjelaskan arti kata perkata serta makna yang terselubung dari ayat-ayat gharib Alquran.
Tafsir ini juga istimewa karena apik dan runtun metodeloginya dari awal sampai akhir kitab.
Cetakan terbaik dari kitab tafsir ini adalah yang telah ditahqiq oleh Prof. Dr. Abdellah bin Abdel Muhsin at-Turky dan rekan-rekannya, dan diterbitkan oleh Dar Hijr Publishing dalam 26 jilid lux.
Serta tentu saja sudah dicopy juga kedalam PDF untuk memudahkan para peneliti dan pemerhati tafsir mengaksesnya.
10. Tafsir Al Kassyaf
Tafsir Al Kassyaf merupakan pelopor dalam retorik/kefasihan Alquran, dan memfokuskan penerapan retoris dalam Alquran, dengan kata-kata anggun akurat mungkin tidak dapat dipahami maksudnya oleh sebagian pengkaji spesialist, keistimewaan ini adalah ciri khas yang paling menonjol di dalam Tafsir Al Kassyaf, dan anda yang datang belakangan mendapatkan sesuatu dari manfaat yang besar.
Tentu beberapa dari pemerhati mengakui akan hal itu dan sebagian dari mereka menyangkal.
Satu hal yang disayangkan dari tafsir ini adalah pengarangnya Azzamakhsyary (wafat 538 H) merupakan penganut berat aliran Muktazilah dan fanatik dengan ke-Muktazilah-annya dalam berbagai hal, oleh karena itu cenderung mengedepankan pemahaman Muktazilahnya pada kajian-kajian detail.
Akan tetapi para ulama dan pemerhati-pemerhati tafsir setelahnya telah merefisinya secara cermat, dan memberikan komentar, penjelasan, serta peringatan pada kajian-kajian yang terdapat kesalahan dari sisi aqidah. Lalu menonjolkan sisi retoris dan kefasihan yang menjadi keistimewaannya.
Belakangan ini telah terbit pula beberap buku kontemporer yang mengkaji sisi retorik dari kitab tafsir ini, dan cukup untuk menjadi pegangan bagi pemerhati yang dapat menyaring sisi kesalahan-kesalahan di dalam kitabnya.
Di antara buku-buku kontemporer yang patut dibaca dan dicermati oleh pemerhati tafsir adalah “Retorika Alquran dalam Tafsir Azzamakhsyary” yang ditulis oleh Dr. Mohamed Abu Mousa.
Baca Juga Artikel