Manfaat Keutamaan Mencari dan Menuntut Ilmu menurut Al Quran Hadits
Manfaat Keutamaan Mencari dan Menuntut Ilmu menurut Al Quran Hadits 

Mencari dan menuntut Ilmu adalah perintah Allah bagi hamba-bamba-Nya yang beriman. Dengan ilmu, hamba yang beriman menjadi terampil. Orang yang tidak memiliki ilmu biasanya akan di manfaatkan oleh orang lain.
Bahkan, orang yang tak berilmu itu akan dibodohi oleh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberi akal dan pikiran carilah ilmu demi kelangsungan hidup yang lebih baik.
Ilmu adalah pemandu amal. Orang yang kurang ilmu, akan kurang amalnya. Padahal yang akan kita bawa sebagai bekal ketika kita meninggal dunia nanti adalah amal sholeh kita. Dengan kata lain, orang yang kurang ilmu itu bakal kurang amalnya dan otomatis bakal kurang juga perbekalannya untuk pulang ke akhirat nanti.
Ilmu juga adalah pupuk iman. Makanya, orang-orang yang kurang iman, akan kurang pula bahagianya. Karena kebahagiaan itu tergantung tingkat keimanan kepada Alloh, dan pupuknya adalah ilmu.
Hukum mencari ilmu dalam Islam adalah wajib. Rasulullah Saw. bersabda, “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan.” (HR. Ibnu Abdil Barr)
Rasululloh Saw., “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Alloh kebaikan baginya, maka Dia akan menjadikanya mengerti tentang (urusan) agama.” (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Ibnu Abdil Barr)
Allah akan mengangkat derajat hamba yang beriman dan berilmu, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya :
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Mujadilah [58] : 11)
Mencari ilmu karena Allah akan diampuni dosa-dosanya, akan dimudahkan menuju surga serta mendapatkan nilai seperti orang yang berjuang fi sabilillah. renungkan sabda Nabi berikut ini :
عَنْ سَخْبَرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ كَانَ كَفَّارَةً لِمَا مَضَى. (رواه الترمذي : 2572-سنن الترمذي- بَاب فَضْلِ طَلَبِ الْعِلْمِ- الجزء : 1 – صفحة : 138)
Dari Sakhbarah, diterima dari Nabi saw, beliau bersabda : Barangsiapa yang mencari ilmu, maka usahanay itu menjadi penebus dosa yang telah lalu. (HR.Tirmidzi : 2572, Sunan Tirmidzi, Bab Fadhli Thalabil-Ilmi, Juz 1, hal. 138)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ.(رواه الترمذي : 2571-سنن الترمذي- بَاب فَضْلِ طَلَبِ الْعِلْمِ- الجزء : 9 – صفحة : 244)
Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang keluar dalam rangka mencari ilmu, maka nilainya sama dengan perjuangan fii sabiilillaah hingga ia pulang.(HR.Tirmidzi : 2571, Sunan Tirmidzi, Bab Fadhli Thalabil-Ilmi, Juz 9, hal.244)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ. (رواه الترمذي : 2570-سنن الترمذي- بَاب فَضْلِ طَلَبِ الْعِلْمِ- الجزء : 9 – صفحة : 242)
Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR.Tirmidzi : 2570, Sunan Tirmidzi, Bab Fadhli Thalabil-Ilmi, Juz 9, hal.244)
Banyak contoh yang ditampilkan para sahabat Rasulullah saw, dalam hal kegigihannya menuntut ilmu berdasarkan iman. Di antaranya adalah sahabat Rasulullah sekaligus kerabat terdekatnya bernama Abdullah bin Abbas, yang sangat besar jasanya dalam mengembangkan islam terutama dalam bidang ilmu. Ia lahir tiga tahun sebelum peristiwa hijrah dan ketika Rasulullah saw., wafat ia berusia tiga belas tahun. Karena ketekunan dan kecerdasan yang dimilikinya ia mampu menghafal 1000 hadis sejak masih tergolong usia muda. Sejak usia tujuh tahun ia hampir tak pernah lepas dari Rasulullah. Dimana ada Rasulullah, di sana hampir selalu ada Abdullah bin Abbas. Ketika Rasulullah saw masih hidup, ia mencari ilmu langsung mendapatkan dari sumber aslinya. Akan tetapi setelah beliau wafat, maka Abdullah bin Abbas mencari ilmu kepada para sahabat. Bagaimana ketekunannya dalam mencari ilmu, Ibnu Abbas sendiri berkisah : Bila ada berita tentang hadis pada salah seorang sahabat Rasulullah, maka aku segera mendatanginya walaupun saat tidur siang. Di muka pintu rumahnya, aku berbaring berbantalkan pakaian luarku. Kadangkala angin berhembus menerpaku. Sebenarnya yang punya rumah pasti membukakan pintunya bila aku mau mengetuk. Akan tetapi aku tidak ingin mengganggu ketenangannya. Bila yang punya rumah keluar dan mendapatiku dalam keadaan begitu, maka dia berkata : Wahai putra paman Rasulullah,[1] apa yang membuat engkau datang sendiri? Seandainya engkau mengirim utusan, tentulah aku bisa datang. Abdullah bin Abbas menjawab : Akulah yang harus datang, sebab ilmu itu di datangi bukan mendatangi.
Sahabat yang lain seperti Abu Hurairah, telah banyak berkorban untuk bisa memperoleh ilmu dari sumber aslinya, yaitu Rasulullah saw. Begitu ia berniat, maka ditinggalkan semua pekerjaannya. Ia mengikuti ke mana saja Rasulullah saw, sering menyampaikan khutbah dan fatwanya, sehingga ia berhasil menghimpun ribuan hadis. Kecintaan Abu Hurairah terhadap ilmu, dibuktikan dengan pengorbanannya yang tidak sedikit. Ia sanggup hidup perihatin bertahun-tahun bahkan karena sangat laparnya __ sementara ia tidak ingin kehilangan ilmu sebab meninggalkan Rasulullah __ ia mengikatkan batu di perutny agar rasa lapar sedikit berkurang. Rasa lapar yang sering dialami tidak menyurutkan nyali Abu Hurairah untuk dekat dengan Rasulullah supaya memperoleh banyak ilmu. Ia berkata : “Adakalanya karena sangat lapar aku menghadang sahabat Rasulullah di jalan untuk menanyakan ayat-ayat Al-Qur’an, padahal sebenarnya sudah aku pahami, hanya supaya aku diajak ke rumahnya dan diberi makan”.[2]
Dari dua kisah tersebut di atas, ternyata untuk mendapatkan ilmu diperlukan adanya perjuangan dan pengorbanan yang didasari keyakinan yang mendalam, bahwa ilmu yang dicari itu akan mendatangkan manfaat, baik dalam program jangka pendek maupun program jangka panjang, yaitu meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Bagi orang yang beriman, ilmu merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki dalam melaksanakan tugas sebagai khalifah di muka bumi, termasuk dalam beribadah, seperti membaca Al-Qur’an diperlukan ilmu tajwid; demikian pula ibadah shalat, puasa, haji dan lainnya, diperlukan ilmu yang berhubungan dengan tata cara menjalankan ibadah itu.
Dalam sebuah kisah, pernah Rasulullah datang ke masjid melalui suatu pintu. Dilihat oleh beliau syetan sedang berada di sisi pintu, maka Rasulullah saw, bertanya, “Hai Iblis, apa yang kamu kerjakan di sini?” Setan menjawab, “Aku hendak masuk masjid untuk menghancurkan shalatnya orang itu, tapi aku takut kepada orang yang tidur ini.” Rasulullah saw, bertanya, “Mengapa kamu tidak takut kepada orang yang shalat padahal dia sedang beribadah dan menghadap Allah, justru kamu takut kepada orang yang sedang tidur itu, padahal dia lalai?” Setan menjawab, “Orang yang shalat itu bodoh dan mengganggu dia itu mudah saja. Akan tetapi orang yang tidur itu ahli ilmu. Jika saya mengganggu si bodoh dan menjadikan shalatnya rusak dan batal, maka saya takut si ahli ilmu itu bangun dan membenarkan shalatnya dengan segera.”[3]
Kisah ini bukan berarti membenarkan orang berilmu tidur melulu, akan tetapi mengandung informasi, bahwa berilmu itu lebih baik dari orang yang bodoh sekalipun si bodoh itu tekun beribadah. Tidak perlu membandingkan orang berilmu yang ahli ibadah dengan orang bodoh yang juga ahli ibadah, pasti jaraknya sangat jauh.
Amal tanpa ilmu tertolak, seperti yang dinyatakan dalam sebuah syair berikut ini :
وَكُلُّ مَنْ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَعْمَلُ – اَعْمَالُهُ مرْدُوْدَةٌ لاَ تُقْبَلُ
Setiap orang yang beramal (bekerja dan termasuk beribadah) tanpa ilmu, maka segala amalnya tertolak, tidak akan diterima oleh Allah.
Ilmu memiliki banyak keutamaan, diantaranya:
1. Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya sebagaimana dalam hadits: "jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya," (HR Bukhori dan Muslim)
2. Menjadi saksi terhadap kebenaran sebagaimana dalam firman Allah SWT: (Allah menyatakan bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali dia. Yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu,). (QS. Ali Imran 18)
3. Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta ditambahkan ilmu sebagaimana dalam firman Allah, (... dan katakanlah: Ya Rabb ku, tambahkanlah kepadaku ilmu) (QS.Thahaa 114)
4. Allah mengangkat derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah, (... Allah mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan). (QS. Mujadilah 11)
5. Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT, sebagaimana dalam firmannya: (.... sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hambanya hanyalah orang-orangyang berilmu). (QS. Fathir 25).
6. Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar, sebagaimana firman-Nya: (Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)). ( QS. Al-Baqarah 269)
7. Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang "Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka Allah akan membuat dia paham dalam agama," (HR Bukhari dan Muslim).
8. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga, "Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surge," (HR Muslim)
9. Diperbolehkannya "hasad" kepada ahli ilmu,"Tidak hasad kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap orang yang Allah beri harta dan ia menggunakannya dalam kebenaran dan orang yang Allah beri hikmah lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya," (HR Bukhari )
10. Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu,"Sesungguhnya para malaikat benar-benar membentangkan sayapnya karena ridho atas apa yang dicarinya," (HR. Ahmad dan Ibnu majah).
Manfaat Mencari dan Menuntut Ilmu
1. Berada dijalan Allah
"Barang siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu, berarti dia berada di jalan Allah hingga pulang" (HR Turmudzi)
2. Agar tidak terlaknat
"Dunia dan seisinya terlaknat, kecuali yang memanfaatkannya demi kepentingan dzikrullah dan yang serupa dengan itu, pada ulama', dan orang-orang yang menuntut ilmu." (HR Turmudzi)
3. Mudah untuk menyelesaikan suatu masalah
4. Bagi orang berilmu, makin tinggi ilmunya semakin tawaduk/tidak sombong.
5. Orang yang senantiasa mengamalkan ilmunya, maka semakin pandai daripada orang yang tidak mengamalkan ilmunya.
6. Meningkatkan ketaatan kepada Allah sebagaimana Imam Syafi'i berkata: "Barang siapa taat kepada Allah SWT dengan ilmu maka bermanfaatlah batinnya."
7. Menjaga diri dari hal hal buruk sebagaimana Imam Syafi'i berkata: "Barang siapa tiada menjaga dirinya maka tak bergunalah ilmu."
8. Menuntut ilmu adalah lebih utama daripada ibadah sunnah.
9. Memperhalus perasaan dan menyuburkan kebijaksanaan sebagaimana Al Imam Al Ghazali berkata: "Menuntut ilmu bukan hanya mengisi otak dan pikiran, tetapi juga untuk memperhaluskan perasaan dan menyuburkan kebijaksanaan
Demikian Manfaat Keutamaan Mencari dan Menuntut Ilmu menurut al Quran Hadits
Bahkan, orang yang tak berilmu itu akan dibodohi oleh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberi akal dan pikiran carilah ilmu demi kelangsungan hidup yang lebih baik.
Ilmu adalah pemandu amal. Orang yang kurang ilmu, akan kurang amalnya. Padahal yang akan kita bawa sebagai bekal ketika kita meninggal dunia nanti adalah amal sholeh kita. Dengan kata lain, orang yang kurang ilmu itu bakal kurang amalnya dan otomatis bakal kurang juga perbekalannya untuk pulang ke akhirat nanti.
Ilmu juga adalah pupuk iman. Makanya, orang-orang yang kurang iman, akan kurang pula bahagianya. Karena kebahagiaan itu tergantung tingkat keimanan kepada Alloh, dan pupuknya adalah ilmu.
Hukum mencari ilmu dalam Islam adalah wajib. Rasulullah Saw. bersabda, “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan.” (HR. Ibnu Abdil Barr)
Rasululloh Saw., “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Alloh kebaikan baginya, maka Dia akan menjadikanya mengerti tentang (urusan) agama.” (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Ibnu Abdil Barr)
Allah akan mengangkat derajat hamba yang beriman dan berilmu, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya :
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Mujadilah [58] : 11)
Mencari ilmu karena Allah akan diampuni dosa-dosanya, akan dimudahkan menuju surga serta mendapatkan nilai seperti orang yang berjuang fi sabilillah. renungkan sabda Nabi berikut ini :
عَنْ سَخْبَرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ كَانَ كَفَّارَةً لِمَا مَضَى. (رواه الترمذي : 2572-سنن الترمذي- بَاب فَضْلِ طَلَبِ الْعِلْمِ- الجزء : 1 – صفحة : 138)
Dari Sakhbarah, diterima dari Nabi saw, beliau bersabda : Barangsiapa yang mencari ilmu, maka usahanay itu menjadi penebus dosa yang telah lalu. (HR.Tirmidzi : 2572, Sunan Tirmidzi, Bab Fadhli Thalabil-Ilmi, Juz 1, hal. 138)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ.(رواه الترمذي : 2571-سنن الترمذي- بَاب فَضْلِ طَلَبِ الْعِلْمِ- الجزء : 9 – صفحة : 244)
Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang keluar dalam rangka mencari ilmu, maka nilainya sama dengan perjuangan fii sabiilillaah hingga ia pulang.(HR.Tirmidzi : 2571, Sunan Tirmidzi, Bab Fadhli Thalabil-Ilmi, Juz 9, hal.244)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ. (رواه الترمذي : 2570-سنن الترمذي- بَاب فَضْلِ طَلَبِ الْعِلْمِ- الجزء : 9 – صفحة : 242)
Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR.Tirmidzi : 2570, Sunan Tirmidzi, Bab Fadhli Thalabil-Ilmi, Juz 9, hal.244)
Banyak contoh yang ditampilkan para sahabat Rasulullah saw, dalam hal kegigihannya menuntut ilmu berdasarkan iman. Di antaranya adalah sahabat Rasulullah sekaligus kerabat terdekatnya bernama Abdullah bin Abbas, yang sangat besar jasanya dalam mengembangkan islam terutama dalam bidang ilmu. Ia lahir tiga tahun sebelum peristiwa hijrah dan ketika Rasulullah saw., wafat ia berusia tiga belas tahun. Karena ketekunan dan kecerdasan yang dimilikinya ia mampu menghafal 1000 hadis sejak masih tergolong usia muda. Sejak usia tujuh tahun ia hampir tak pernah lepas dari Rasulullah. Dimana ada Rasulullah, di sana hampir selalu ada Abdullah bin Abbas. Ketika Rasulullah saw masih hidup, ia mencari ilmu langsung mendapatkan dari sumber aslinya. Akan tetapi setelah beliau wafat, maka Abdullah bin Abbas mencari ilmu kepada para sahabat. Bagaimana ketekunannya dalam mencari ilmu, Ibnu Abbas sendiri berkisah : Bila ada berita tentang hadis pada salah seorang sahabat Rasulullah, maka aku segera mendatanginya walaupun saat tidur siang. Di muka pintu rumahnya, aku berbaring berbantalkan pakaian luarku. Kadangkala angin berhembus menerpaku. Sebenarnya yang punya rumah pasti membukakan pintunya bila aku mau mengetuk. Akan tetapi aku tidak ingin mengganggu ketenangannya. Bila yang punya rumah keluar dan mendapatiku dalam keadaan begitu, maka dia berkata : Wahai putra paman Rasulullah,[1] apa yang membuat engkau datang sendiri? Seandainya engkau mengirim utusan, tentulah aku bisa datang. Abdullah bin Abbas menjawab : Akulah yang harus datang, sebab ilmu itu di datangi bukan mendatangi.
Sahabat yang lain seperti Abu Hurairah, telah banyak berkorban untuk bisa memperoleh ilmu dari sumber aslinya, yaitu Rasulullah saw. Begitu ia berniat, maka ditinggalkan semua pekerjaannya. Ia mengikuti ke mana saja Rasulullah saw, sering menyampaikan khutbah dan fatwanya, sehingga ia berhasil menghimpun ribuan hadis. Kecintaan Abu Hurairah terhadap ilmu, dibuktikan dengan pengorbanannya yang tidak sedikit. Ia sanggup hidup perihatin bertahun-tahun bahkan karena sangat laparnya __ sementara ia tidak ingin kehilangan ilmu sebab meninggalkan Rasulullah __ ia mengikatkan batu di perutny agar rasa lapar sedikit berkurang. Rasa lapar yang sering dialami tidak menyurutkan nyali Abu Hurairah untuk dekat dengan Rasulullah supaya memperoleh banyak ilmu. Ia berkata : “Adakalanya karena sangat lapar aku menghadang sahabat Rasulullah di jalan untuk menanyakan ayat-ayat Al-Qur’an, padahal sebenarnya sudah aku pahami, hanya supaya aku diajak ke rumahnya dan diberi makan”.[2]
Dari dua kisah tersebut di atas, ternyata untuk mendapatkan ilmu diperlukan adanya perjuangan dan pengorbanan yang didasari keyakinan yang mendalam, bahwa ilmu yang dicari itu akan mendatangkan manfaat, baik dalam program jangka pendek maupun program jangka panjang, yaitu meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Bagi orang yang beriman, ilmu merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki dalam melaksanakan tugas sebagai khalifah di muka bumi, termasuk dalam beribadah, seperti membaca Al-Qur’an diperlukan ilmu tajwid; demikian pula ibadah shalat, puasa, haji dan lainnya, diperlukan ilmu yang berhubungan dengan tata cara menjalankan ibadah itu.
Dalam sebuah kisah, pernah Rasulullah datang ke masjid melalui suatu pintu. Dilihat oleh beliau syetan sedang berada di sisi pintu, maka Rasulullah saw, bertanya, “Hai Iblis, apa yang kamu kerjakan di sini?” Setan menjawab, “Aku hendak masuk masjid untuk menghancurkan shalatnya orang itu, tapi aku takut kepada orang yang tidur ini.” Rasulullah saw, bertanya, “Mengapa kamu tidak takut kepada orang yang shalat padahal dia sedang beribadah dan menghadap Allah, justru kamu takut kepada orang yang sedang tidur itu, padahal dia lalai?” Setan menjawab, “Orang yang shalat itu bodoh dan mengganggu dia itu mudah saja. Akan tetapi orang yang tidur itu ahli ilmu. Jika saya mengganggu si bodoh dan menjadikan shalatnya rusak dan batal, maka saya takut si ahli ilmu itu bangun dan membenarkan shalatnya dengan segera.”[3]
Kisah ini bukan berarti membenarkan orang berilmu tidur melulu, akan tetapi mengandung informasi, bahwa berilmu itu lebih baik dari orang yang bodoh sekalipun si bodoh itu tekun beribadah. Tidak perlu membandingkan orang berilmu yang ahli ibadah dengan orang bodoh yang juga ahli ibadah, pasti jaraknya sangat jauh.
Amal tanpa ilmu tertolak, seperti yang dinyatakan dalam sebuah syair berikut ini :
وَكُلُّ مَنْ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَعْمَلُ – اَعْمَالُهُ مرْدُوْدَةٌ لاَ تُقْبَلُ
Setiap orang yang beramal (bekerja dan termasuk beribadah) tanpa ilmu, maka segala amalnya tertolak, tidak akan diterima oleh Allah.
Baca Juga
- Keutamaan Sholat Dhuha sesuai menurut Hadits Shahih
- Hikmah dan Manfaat Sholat Tahajud bagi yang Istiqomah Rutin Mengerjakannya
- Inilah Ciri-Ciri Wanita Ahli Surga dan Kenikmatan Surga
- Keutamaan Sholat Sunnah Utaqo dan Tata Cara Sholat Sunnah Utaqo 8 Rakaat di Bulan Syawal
- Apa Dalil Orang Meninggal di Hari Jumat Bebas Dari Siksa Kubur
Ilmu memiliki banyak keutamaan, diantaranya:
1. Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya sebagaimana dalam hadits: "jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya," (HR Bukhori dan Muslim)
2. Menjadi saksi terhadap kebenaran sebagaimana dalam firman Allah SWT: (Allah menyatakan bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali dia. Yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu,). (QS. Ali Imran 18)
3. Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta ditambahkan ilmu sebagaimana dalam firman Allah, (... dan katakanlah: Ya Rabb ku, tambahkanlah kepadaku ilmu) (QS.Thahaa 114)
4. Allah mengangkat derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah, (... Allah mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan). (QS. Mujadilah 11)
5. Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT, sebagaimana dalam firmannya: (.... sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hambanya hanyalah orang-orangyang berilmu). (QS. Fathir 25).
6. Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar, sebagaimana firman-Nya: (Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)). ( QS. Al-Baqarah 269)
7. Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang "Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka Allah akan membuat dia paham dalam agama," (HR Bukhari dan Muslim).
8. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga, "Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surge," (HR Muslim)
9. Diperbolehkannya "hasad" kepada ahli ilmu,"Tidak hasad kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap orang yang Allah beri harta dan ia menggunakannya dalam kebenaran dan orang yang Allah beri hikmah lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya," (HR Bukhari )
10. Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu,"Sesungguhnya para malaikat benar-benar membentangkan sayapnya karena ridho atas apa yang dicarinya," (HR. Ahmad dan Ibnu majah).
Manfaat Mencari dan Menuntut Ilmu
1. Berada dijalan Allah
"Barang siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu, berarti dia berada di jalan Allah hingga pulang" (HR Turmudzi)
2. Agar tidak terlaknat
"Dunia dan seisinya terlaknat, kecuali yang memanfaatkannya demi kepentingan dzikrullah dan yang serupa dengan itu, pada ulama', dan orang-orang yang menuntut ilmu." (HR Turmudzi)
3. Mudah untuk menyelesaikan suatu masalah
4. Bagi orang berilmu, makin tinggi ilmunya semakin tawaduk/tidak sombong.
5. Orang yang senantiasa mengamalkan ilmunya, maka semakin pandai daripada orang yang tidak mengamalkan ilmunya.
6. Meningkatkan ketaatan kepada Allah sebagaimana Imam Syafi'i berkata: "Barang siapa taat kepada Allah SWT dengan ilmu maka bermanfaatlah batinnya."
7. Menjaga diri dari hal hal buruk sebagaimana Imam Syafi'i berkata: "Barang siapa tiada menjaga dirinya maka tak bergunalah ilmu."
8. Menuntut ilmu adalah lebih utama daripada ibadah sunnah.
9. Memperhalus perasaan dan menyuburkan kebijaksanaan sebagaimana Al Imam Al Ghazali berkata: "Menuntut ilmu bukan hanya mengisi otak dan pikiran, tetapi juga untuk memperhaluskan perasaan dan menyuburkan kebijaksanaan
Demikian Manfaat Keutamaan Mencari dan Menuntut Ilmu menurut al Quran Hadits
Baca Juga Artikel
-
Keutamaan manfaat mengamalkan membaca asmaul husna dan menghafal 99 asmaul husna
-
Keutamaan manfaat Doa Al-Matsurat Dzikir Pagi dan Petang dan fadhilah membaca Al MaTsurat
-
cara agar bisa ikhlas dan mengenal macam-macam tanda ciri-ciri orang ikhlas
-
Hikmah rahasia keajaiban shalat subuh dan keutamaan manfaat shalat subuh berjamaah
-
hikmah keutamaan shalat Tahajud dan manfaat keajaiban sholat malam tahajud qiyamullail
-
Keutamaan Adzan dan Pahala Manfaat mengumandangkan adzan Bagi Para Muadzin
-
Hikmah shalat 5 ( lima ) waktu dan keutamaan manfaat sholat fardhu
-
Keutamaan sholat dhuha dan manfaat pahala mengerjakan shalat dhuha
-
ciri-ciri golongan wanita penghuni neraka dan sebab banyak wanita masuk neraka
-
Ancaman siksaan dan dosa bahaya meninggalkan sholat fardhu lima waktu
-
Hikmah manfaat berkurban dan keutamaan qurban hari raya idul adha
-
Hikmah Bulan sya'ban : keistimewaan puasa dan keutamaan malam Nisfu Sya'ban
-
Hikmah Keistimewaan bulan rajab dan keutamaan fadhilah manfaat puasa rajab