Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pahala Keutamaan Menuntut Ilmu dan Orang yang menghadiri majelis ilmu di bulan Ramadhan

pahala-keutamaan-menuntut-ilmu-dan-orang-yang-menghadiri-majelis-ilmu-di-bulan-ramadhan
Pahala Keutamaan Menuntut Ilmu dan Orang yang menghadiri majelis ilmu di bulan Ramadhan pahala-keutamaan-menuntut-ilmu-dan-orang-yang-menghadiri-majelis-ilmu-di-bulan-ramadhan

Pahala Keutamaan Menuntut Ilmu - Marhaban ya Ramadhan , Bulan Ramadhan penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT sebagai bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Di bulan inilah, umat Islam di seluruh dunia diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh. Di bulan ini pula mereka berlomba-lomba mengerjakan ibadah dan amal kebaikan seperti shalat, membaca al-Quran, bersedekah, memberikan santunan kepada fakir-miskin dan lain sebagainya.

Begitu pun dalam hal menuntut ilmu. Keutamaan menuntut ilmu sangat penting seperti disebutkan dalam beberapa ayat dan hadits berikut:

Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an: “Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang yang diberi ilmu,” (Q. S Al-Mujadalah: 11)

Berbahagialah Anda yang suka menghadiri majelis ilmu, sebab Anda akan mendapatkan keutamaan yakni dimuliakan oleh para malaikat. Selain dimuliakan para malaikat, Anda juga akan mendapat ketenangan dan rahmat. Apabila Anda menghadiri majelis ilmu di masjid dan membaca serta mempelajari Al-Qur’an, maka Anda akan mendapatkan keutamaan tersebut. Rasulullah SAW, bersabda:

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air.

Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barang siapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.” (HR. Abu Daud no. 3641).

Selain memperbanyak ibadah amalan sunnah Rasulullah bulan ramadhan seperti membaca al-Quran, iktikaf di masjid, shalat-shalat sunnah, sedekah, dan ibadah lainnya, kegiatan menuntut ilmu atau belajar ilmu agama memang termasuk salah satu cara memuliakan dan menghormati bulan Ramadhan.

Bagi sebagian muslim, Ramadhan bukan hanya bulan untuk meningkatkan semangat ibadah saja. Namun, mereka juga memanfaatkan Ramadhan sebagai momentum untuk memperluas dan memperdalam ilmu agama.

Sudah menjadi tradisi bahwa Ramadhan juga merupakan momentum yang dijadikan lazimnya pondok-pondok pesantren menggelar pengajian kitab tertentu yang tidak saja dibuka untuk para santrinya saja, melainkan juga diperuntukkan bagi masyarakat umum.

Dalam kitab Durratun Nasihin disebutkan hadits yang bersumber dari Anas bin Malik Ra. dari Nabi Muhammad Saw bersabda,

من حَضر مَجلس العلم في رمضان كتب الله تعالى له بكلِّ قدم عبادة سنة، ويكُون معي تحت العرشِ، ومن دَاوم عَلى الجَماعة في رمضان أعطاهُ الله تعالى بكلّ ركعة مَدينة تملأ من نعم الله تعالى

Artinya: "Barangsiapa menghadiri majelis ilmu pada bulan Ramadhan, niscaya Allah Swt akan menulis pada setiap langkah telapak kakinya sebagai ibadah satu tahun dan ia akan bersamaku di bawah arasy. Dan barangsiapa yang selalu melakukan shalat secara berjamaah pada bulan Ramadhan, niscaya akan diberi Allah Swt sebuah kota yang dipenuhi oleh nikmat-nikmat-Nya.”

Kegiatan rutin sehari-hari tidak boleh terganggu lantaran menjalankan ibadah puasa di bulan suci. Jangan jadikan puasa sebagai biang keladi menurunnya semangat dalam ngaji. Justru harus lebih giat dan menjadi pemicu semangat, karena pahala ngaji di bulan suci itu berlipat-lipat. Rasa lapar dan dahaga sebagai akibat berpuasa, tidak semestinya menurunkan semangat kita dalam melakukan kegiatan rutin sehari-hari. Sebab, disitulah ujian bagi orang yang berpuasa.

Mari muliakan bulan Ramadhan, salah satunya dengan menghadiri majelis ilmu. Dalam bahasa Arab kata Ilmu itu sendiri berarti mengetahui dan merupakan lawan kata jahlu yang artinya tidak tahu atau bodoh. Sedangkan menurut istilah, Ilmu atau yang lebih utama di sini adalah ilmu syar’i adalah ilmu tentang penjelasan-penjelasan dan petunjuk yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala turunkan kepada rasul-Nya atau dengan kata lain Ilmu yang menyangkut Al-qur`an dan hadits.

Meskipun demikian tidak berarti bahwa ilmu yang lain tidak penting atau tidak dianggap dalam Islam. Ilmu-ilmu yang ada dalam kehidupan manusia dapat bermanfaat apabila ilmu tersebut menuntun manusia untuk lebih taat dan beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala . Ilmu akan membuat seseorang mengetahui berbagai macam perkara dan menjauhkannya dari kebodohan sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah berikut ini:

“Katakan: “Apakah sama orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui?” (Az Zumar : 9)
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (QS: Muhammad: 19)

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS: Al Isra’ : 36)

Ayat-ayat yang disebutkan di atas menunjukkan tentang kewajiban menuntut ilmu. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori :

“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap mukmin”

Menuntut ilmu itu tidak terhalang dari segi usia maupun yang lainnya. Selama hidup di dunia maka wajib hukumnya untuk menuntut ilmu. Bahkan tidak jarang orang mendengar kalimat “Tuntutlah ilmu walau ke negeri China”. Ilmu merupakan cahaya yang menerangi jalannya kehidupan manusia, dari lahir hingga nantinya di liang lahat.

Demikian uraian tentang Pahala Keutamaan Orang yang menuntut ilmu dan menghadiri majelis ilmu di bulan Ramadhan