Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keutamaan Doa Malam Lailatul Qadar dan Tanda Ciri Orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadr

Keutamaan-Malam-Lailatul-Qadar-dan-Tanda-Ciri-Orang-yang-Mendapatkan-Malam-Lailatul-Qadar
Keutamaan Doa Malam Lailatul Qadar dan Tanda Ciri Orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar Keutamaan-Malam-Lailatul-Qadar-dan-Tanda-Ciri-Orang-yang-Mendapatkan-Malam-Lailatul-Qadar

Keutamaan Malam Lailatul QadarBulan Ramadlan adalah bulan agung yang paling utama dari keseluruhan 12 bulan hijriah karena banyak keistimewaan dan kesucian keberkahan didalamnya. diantara Keutamaan Bulan Ramadhan yang agung ini terdapat malam agung yang lebih utama dari seribu bulan, malam turunnya al-Qur’an, turunnya rahmat dan para Malaikat. Orang-orang beriman akan hari akhir tentu sangat merindukan bulan ini, mereka sangat mendambakan untuk bisa menyambut dan menggapai malam seribu bulan itu. Karenanya pada bulan Ramadhan kesempatan untuk memperoleh pahala seribu bulan dengan mengisi aktivitas keseharian dibulan ramadhan dengan memperbanyak shalat sunnah rawatib, dzikirbersedekah, menghadiri majlis-majlis taklim, membaca khatam Al-Quran dan berusaha meninggalkan kemaksiatan dan hal-hal yang bersifat dunia yang fana Sebaliknya berusahalah untuk mengumpulkan bekal yang sebanyak-banyaknya untuk kehidupan akhirat yang tiada batas.

Lailatul Qadar

Lailatul qadar terdiri dari dua kalimah yakni lailah (ليلة) dan al qadr (القدر). Secara bahasa, lailah artinya adalah hitam pekat. Karenanya malam dan rambut hitam sam-sama disebut lail (ليل). Malam dimulai dari terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar. Sedangkan Al Qadr artinya adalah kemuliaan atau penetapan. Lailatul Qadar secara bahasa artinya adalah malam kemuliaan atau malam penetapan.

Dalil Ketetapan Lailatul Qadr

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan” (QS. Al Qadr: 1)

Artinya Allah Tuhan seru sekalian alam telah menurunkan Al Quran yang pertama kali kepada nabi-Nya pada lailatul qadar, malam kemuliaan.

Qadar artinya adalah kemuliaan. Boleh juga diartikan Lailatul Qadar adalah malam penentuan karena pada waktu itu lah mulai ditentukan langkah yang akan ditempuh oleh RasulNya dalam memberi petunjuk bagi umat manusia. Kedua arti ini boleh dipakai.

Kalau dipakai arti kemuliaan, maka mulai pada malam itu kemuliaan tertinggi dianugerahkan kepada Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam ketika Malaikat Jibril menurunkan awal surat Al Alaq kepada beliau di Gua Hira. Sejak malam itu perikemanusiaan dicerahi kemuliaan dikeluarkan dari kegelapan menuju cahaya Allah yang gilang-gemilang. Dan jika diartikan penentuan, berarti di malam itu dimulai menentukan garis pemisah di antara kufur dengan iman, jahiliyah dengan Islam, syirik dengan tauhid. Tidak berkacau balau lagi. Dan dengan dua kesimpulan ini, tampaklah sudah bahwa malam itu adalah malam istimewa dari segala malam.

Keutamaan Lailatul Qadr

Di antara keutamaan Lailatul Qadr adalah:

1. Diturunkannya Al Quran

Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Qadr ayat 1 di atas: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan” (QS. Al Qadr: 1)

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan

Ada dua penjelasan mengenai turunnya Al Quran yang dimaksud dalam surat Al Qadr ayat 1 ini karena pada faktanya Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur di berbagai hari, malam dan bulan selama sekitar 23 tahun. Pada malam itu Allah SWT menurunkan al-Qur’an yang mulia. Ia memerintahkan malaikat Jibril untuk mengambil al- Qur’an dari al-Lauh Mahfuzh untuk diturunkan ke langit dunia, ke sebuah tempat bernama Bait al-‘Izzah. Dari sinilah kemudian al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW dengan berbagai hikmah yang terkandung di dalamnya.

Rasulullah SAW bersabda:"

Imam Thabrani meriwayatkan dari Wailah bin Asqa’, bahwasannya Rasulullah bersabda,“Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan setelah berlalunya enam hari di bulan Ramadhan, Injil diturunkan setelah berlalunya tiga belas hari di bulan Ramadhan, Zabur diturunkan pada malam kesembilan belas di bulan Ramadhan, sedangkan Al-Quran diturunkan setelah berlalunya dua puluh empat hari di bulan Ramadhan.” (Al-Mu’jam Al-Kabir, hadits nomor 18048). Al-Halimi rahimahullah berkata,“Yakni malam dua puluh lima bulan Ramadhan.”

2. Turunnya para malaikat ke bumi dari sejak tenggelamnya matahari hingga terbitnya fajar, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW 

“Bila tiba Lailatul Qadr, Jibril turun dalam kelompok (rombongan) Malaikat, mereka mendo’akan dan memberi salam kepada setiap orang yang berdiri ataupun duduk dalam keadaan dzikir kepada Allah (mengingat dan menyebut nama Allah)”. (HR. al Baihaqi)

Pada malam ini Allah SWT memberitahukan secara detail kepada para malaikat peristiwa-peristiwa yang akan terjadi selama satu tahun ke depan hingga datangnya Lailatul Qadr pada tahun berikutnya; baik masalah lahir, mati, sehat, sakit, kaya, miskin dan sebagainya yang kesemuanya sudah ditentukan dan di-taqdirkan oleh Allah SWT, tanpa bisa dirubah. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh pakar tafsir di kalangan sahabat, Abdullah ibn Abbas ra yang dijuluki dengan tarjuman al-Qur’an, tentang firman Allah:

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

“Pada malam itu (Lailatul Qadr) dijelaskan segala urusan yang telah ditentukan dengan pasti" (QS. ad-Dukhan: 4)

3. Lebih baik dari seribu bulan

Inilah keutamaan luar biasa dari lailatul qadar sehingga setiap tahun ia dicari oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Malam tersebut lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman-Nya:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (QS. Al Qadr: 3)

إِنِّى أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، وَإِنِّى نُسِّيتُهَا ، وَإِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فِى وِتْرٍ

“Sungguh aku diperlihatkan lailatul qadar, kemudian aku dilupakan –atau lupa- maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam yang ganjil” (Muttafaq alaih)

ada tiga hadits yang menyebutkan bahwa lailatul qadar jatuh pada tanggal 27 Ramadhan.

قَالَ أُبَىٌّ وَاللَّهِ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِنَّهَا لَفِى رَمَضَانَ – يَحْلِفُ مَا يَسْتَثْنِى – وَوَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُ أَىُّ لَيْلَةٍ هِىَ. هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

Ubay (bin Ka’ab) berkata, “Demi Allah yang tiada ilah kecuali Dia. Sesungguhnya ia (lailatul qadar) terjadi di bulan Ramadhan. Dan demi Allah sesungguhnya aku mengetahui malam itu. Ia adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk qiyamullail, yaitu malam ke-27. Dan sebagai tandanya adalah pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya putih yang sinarnya tidak menyilaukan.” (HR. Muslim)

قَالَ أُبَىٌّ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِى هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ – وَإِنَّمَا شَكَّ شُعْبَةُ فِى هَذَا الْحَرْفِ – هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

Ubay (bin Ka’ab) berkata tentang lailatul qadar, “Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui bahwa ia (lailatul qadar) adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk qiyamullail, yaitu malam ke-27.” Syu’bah (salah seorang perawi) ragu dengan kata “amarana” atau “amarana bihaa”. (HR. Muslim)

Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى لَيْلَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

“Barangsiapa ingin mencarinya, hendaklah ia mencarinya pada malam ke-27” (HR. Ahmad)

Berdasarkan hadits-hadits tersebut, sebagian ulama menyakini bahwa lailatul qadar terjadi pada malam ke-27. Namun, jumhur ulama menjelaskan bahwa hadits tersebut hanya menyatakan bahwa lailatul qadar pernah terjadi pada malam ke-27. Adapun pada tahun-tahun lainnya, ia tidak bisa dipastikan apakah terjadi pada malam ke-21, malam ke-23, malam ke-25, malam ke-27 atau malam ke-29.

4. Ampunan bagi mereka yang melakukan shalat pada malam itu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Barang siapa melakukan qiyam (shalat malam tahajud) pada (malam) Lailatul Qadr atas dasar iman dan mengharap ridla Allah maka ia diampuni dari dosanya yang telah ia lakukan”. (HR.al-Bukhari)
Sebaik-baik malam Ramadan adalah Lailatul qadar, berdasarkan sabda Beliau sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang menunaikan shalat pada Lailatul Qadar (kemudian dia ditakdirkan dapat menemuinya) dengan iman dan harap akan pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Muttafaq alaihi)

5. Lailatul qadar adalah malam kedua puluh tujuh di bulan Ramadan menurut pendapat yang paling kuat. Dan kebanyakan hadits menunjukkan seperti itu. Di antaranya hadits Zir bin Hubaisy, dia berkata: Aku mendengar Ubay bin Ka’ab berkata –dikatakan kepadanya- : Sesungguhnya Abdullah bin Mas’ud berkata: “Barangsiapa yang menunaikan sunnah, dia akan mendapatkan Lailatul Qadar! Kemudian Ubay radhiallahu’anhu berkata: “Semoga Allah merahmati beliau, dia menginginkan agar orang-orang tidak bergantung terhadapnya. Dan demi yang tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia, sesungguhnya ia ada di bulan Ramadan –dia bersumpah adanya pengecualian-, dan Demi Allah, sesungguhnya saya sungguh mengetahuinya malam apa itu? Dia adalah malam yang Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami untuk melaksanakannya. Dia adalah malam yang di pagi harinya adalah hari ke dua puluh tujuh. Dan tanda-tandanya adalah matahari terbit di pagi harinya dengan cerah namun tidak terasa terik menyengat." Riwayat ini bersambung sampai kepada Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam. Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya.

3. Malam yang penuh keberkahan

Lailatul qadar adalah malam yang penuh keberkahan. Hal itu difirmankan Allah dalam Surat Ad Dukhan ayat 3: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.

4. Penentuan segala urusan

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan” (QS. Al Qadr: 4)

Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan bahwa di malam itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan segala perkara yang Dia kehendaki selama setahun ke depan; perkara kematian, rezeki dan lainnya. Setelah menakdirkan segala perkara, Allah menyerahkannya kepada para malaikat yang mengaturnya, mereka berjumlah empat: Jibril , Mikail, Israfil dan Izrail ‘alaihimus salam.

5. Ampunan Allah

Sholat di malam ini, selain berpahala besar juga mendapat ampunan Allah atas dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa shalat di malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari)

Tanda Lailatul Qadar

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi harinya matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dengan sanad yang baik menurut Haitsami)

إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ لاَ بَرْدَ فِيهَا وَلاَ حَرَّ وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ

“Sesungguhnya tanda lailatul qadar adalah jernih lagi terang, seakan-akan ada rembulan yang terang-benderang, tenang lagi sejuk, tidak ada dingin padanya tidak pula panas, dan tidak pula ada pelemparan bintang (meteor) pada malam itu hingga pagi, dan sesungguhnya tandanya adalah bahwa pada pagi hari, matahari keluar dengan sempurna tanpa ada kesilauan padanya, seperti bulan pada bulan purnama. Syaithan tidak halal untuk keluar bersama (lailatul qadr) pada hari itu.” (HR. Ahmad; hasan)

Ubay bin Ka’ab menjelaskan:

وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا

“..Dan sebagai tandanya adalah pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya putih yang tidak bersinar-sinar menyilaukan.” (HR. Muslim)

أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا وَأَرَانِى صُبْحَهَا أَسْجُدُ فِى مَاءٍ وَطِينٍ

“Telah diperlihatkan kepadaku lailatul qadr, kemudian saya dibuat lupa terhadapnya, dan saya melihat bahwa diriku sujud di atas air dan tanah pada pagi hari.” (HR. Muslim)

1.Malam itu langit relatif jernih dan terang
2.Hawa malam itu tidak panas, juga tidak terlalu dingin
3. Malam itu tidak ada meteor
4.Terkadang malam itu turun hujan
5.Pagi harinya matahari terbit dengan sempurna, cahayanya putih dan relatif tidak menyilaukan


Doa Lailatul Qadar

Ada doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk dibaca saat kita menjumpai lailatul qadar. Doa ini ditanyakan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha, mengisyarakatkan bahwa dengan memperhatikan tanda lailatul qadar, beliau tahu kapan terjadinya malam yang lebih baik dari seribu bulan itu.

Kalaupun kita tidak tahu persis meskipun telah membaca tanda lailatul qadar, doa ini perlu diamalkan di malam-malam bulan Ramadhan, khususnya 10 hari fase terakhir ramadhan agar ketika waktu itu benar-benar lailatul qadar, kita telah berdoa dengan doa paling tepat yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Doa lailatul qadar tersebut adalah:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii

Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau Mencintai Pemaafan, maka maafkanlah aku

Ciri Orang Mendapat Lailatul Qadar

Tidak ada ciri khusus orang yang mendapatkan lailatul qadar. Namun secara umum bisa diprediksi, siapa yang bersungguh-sungguh mencarinya sebagaimana anjuran Rasulullah, insya Allah ia mendapatkan lailatul qadar.

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى

Carilah ia di sepuluh malam terakhir. Jika salah seorang kalian lemah atau tidak mampu, maka janganlah ia kalah di tujuh malam terakhir. (HR. Muslim)

Berikut ini adalah ciri orang mendapat lailatul qadar, dilihat dari amal Ramadhan-nya:

1.orang yang i’tikaf penuh pada 10 hari terakhir Ramadhan, insyaAllah ia mendapatkan lailatul qadar.
2.orang yang shalat Isya’ berjamaah, shalat tarawih dan Subuh berjamaah di masjid pada 10 hari terakhir, insya Allah ia juga mendapatkan lailatul qadar
3. Sedangkan ciri orang mendapat lailatul qadar dilihat dari amal setelah Ramadhan adalah adanya perubahan positif; ia menjadi lebih baik dan lebih shalih. 

Demikian Keutamaan Malam Lailatul Qadar dan Tanda Ciri Orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar